Stone Garden - Kawasan stone garden di Padalarang menjadi kawasan wisata, sebelumnya kawasan ini menjadi tempat penelitian.
Semilir angin sejuk mulai terasa
ketika memasuki sebuah Geopark yang ada di Girimulya, Desa Gunung Masigit,
Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Mata pengunjung dimanjakan dengan
pemandangan yang indah dari ketinggian 709 meter di atas permukaan laut, ditambah
dengan barisan batuan Karst yang memiliki beragam bentuk. Taman Geopark ini
akrab disebut Stone Garden atau dalam
bahasa Indonesia berarti Taman Batu.
Keindahan Stone Garden sudah menjadi buah bibir para pelancong lokal,
terutama dari Kota Bandung atau sekitar satu jam waktu tempuh menggunakan
kendaraan bermotor, membuat Stone Garden
menjadi tempat rekomendasi wisata akhir pekan masyarakat Kota Bandung. Bebatuan
dan tebing yang menjulang menjadi pemandangan khas dari Stone Garden.
Ketua Kelompok Sadar Wisata RW 09
Desa Gunung Masigit, Sukmayadi, menjelaskan batuan-batuan yang ada di Stone Garden merupakan salah satu
sejarah yang tersisa dari Danau Bandung Purba. Batuan Kars yang ada di Stone Garden merupakan karang di dasar
Danau Bandung Purba yang ada sekitar 25 juta tahun yang lalu. Sebelum
diresmikan menjadi tempat wisata untuk umum pada 17 Desember 2014, Sukmayadi
menjelaskan Stone Garden merupakan
daerah tertutup untuk umum.
“Lima tahun kebelakang tempat ini
merupakan daerah untuk penelitian dan tertutup. Ahli dari perguruan tinggi
menggunakan tempat ini sebagai tempat penelitian sejarah cekungan Bandung,”
ujar Sukmayadi ketika ditemui di Stone
Garden.
Sukmayadi menjelaskan,
terbentuknya tempat wisata Stone Garden
murni atas prakarsa masyarakat setempat. Sebelum dijadikan tempat wisata, lahan
di Stone Garden tidak terurus dan
terawat karena statusnya sebagai daerah tertutup untuk umum. Masyarakat sekitar
juga diresahkan oleh kebakaran yang pernah menghanguskan berbagai tanaman di
lahan Stone Garden. Muncul
keprihatinan terhadap lahan tersebut dan dibentuk sebuah tempat wisata baru.
“Timbul inisiatif warga untuk
membasmi api dan menjaga alam, sehingga terbentuklah sebuah kelompok pelindung
lingkungan yang terdiri dari karang tarunam pengurus RW, dan masyarakat RW 09.
Fungsinya untuk melestarikan dan memelihara daerah Pasir Pawon karena merupakan
cagar budaya,” tambah Sukmayadi.
Berkat inisiatif masyarakat, Stone Garden kini bisa dinikmati oleh
masyarakat yang ingin berlibur ditempat ini. Pemandangan alam yang indah di Stone Garden, dimanfaatkan para
pengunjung untuk berfoto ria, mengabadikan momen di tempat ini. Tak jarang para
calon pengantin menjadikan Stone Garden
tempat untuk tempat foto sebelum melangsungkan pernikahan. Pengunjung asal
Jakarta, Rizky Ramdani mengaku baru pertama kali menemukan tempat seperti Stone Garden.
“Iya gak nyangka aja ada tempat
bagus kaya gini, terus unik aja tempatnya nih. Taunya juga dari temen di
Bandung katanya ada tempat wisata baru,” ucap Rizky.
Selain pemandangannya yang indah,
pengunjung juga diuntungkan dengan murahnya tiket masuk ke Stone Garden. Uang yang diterima dari pengunjung berguna untuk
membangun berbagai sarana penunjang di Stone
Garden nantinya. Karena masih dalam hitungan bulan sejak diresmikan menjadi
tempat wisatam sarana yang disediakan pengurus Stone Garden masih terbatas.
Bagi pengunjung yang ingin datang
ke Stone Garden, disarankan untuk
datang di pagi atau sore hari. Sebab jika siang hari, terik matahari tidak bisa
dihindarkan oleh pengunjung, selain itu langit di Stone Garden akan terlihat indah pada pagi dan sore hari. Tapi jika
terpaksa datang di siang hari, pengunjung bisa berteduh di bawah saung-saung
sederhana yang dibuat secara swadaya oleh masyarakat setempat.
Sign up here with your email
Conversion Conversion Emoticon Emoticon