BELUM "BISA" MOVE ON


Waktu udah berlalu 4 tahun yang lalu, tapi tetep aja aku belum bisa move on darinya. Karena, aku ngga punya alasan buat ngelupain dia, buat menjauh dari dia. Kecuali ada problem yang terjadi di antara aku dan dia.

Tapi, tidak ada hujan, tidak ada angin, aku harus melupakan si dia? Sulit rasanya brader! Meskipun banyak dari teman-temanku terus menasehati ku, 'tenang, diluar sana masih ada yang lebih baik dari si dia.'

Tapi sia-sia teu ngarti perasaan aing! Dia, orang pertama yang membuat aku jatuh cinta setelah sekian lama hati ini kelabu, fana akan cinta. Tapi setelah bertemu dengan dia, hatiku tiba-tiba terasa berwarna dan ada perasaan dag-dig-dug kalau berpapasan. Apalagi kalau ngobrol.

Mungkin ini yang namanya Cinta? Cinta Cinta Podol Golejra blog! Banyak orang yang bilang kalau cinta pada pandangan pertama itu tidak ada, yang ada hanyalah nafsu.

Tapi aku tidak merasakan cinta pada pandangan pertama, tapi aku merasa bahwa dia adalah cinta pertamaku di masa putih abu-abu. Aku merasa, aku akan lebih baik dan lebih bahagia jika bisa berjalan bersamanya, mengisi hari-hariku yang jenuh dan sepi. Aku harap dengan kehadiran dia di hidupku, hidupku bisa lebih berwarna.

Aku mencoba memperjuangkan si Dia, dengan skill percintaan yang sangat-sangat minim. Karena terakhir jatuh cinta dan memperjuangkan seseorang itu ketika seragam masih putih biru. Sudah lama sekali. Dan kini aku harus memulainya lagi.

Aku tidak mau kejadian yang mengecewakan terulang kembali. Cukup sudah aku mengalaminya di masa putih biru saja. Tapi kini, aku harus bisa.

Saat itu, entah aku yang terlalu PeDe atau mungkin dia tahu kalau ada sesuatu yang sedang aku perjuangkan dari dirinya. Aku merasa, ini akan berhasil.

Kesempatan ini, tidak akan aku sia-siakan. Semuanya terjadi didalam ruangan Ujian Akhir Semester 1, kelas 1 putih abu-abu.

Mungkin dia tidak merasakan apa yang aku rasakan, mungkin hanya aku yang merasakan dan hanya aku yang akan mengenang momen ini.

Ketika suasana dalam ruang kelas sangat sunyi, hening, hening sekali, bahkan suara detak jarum jam pun terdengar. Posisi duduk ku dengan Dia terhalang satu orang kakak kelas.

Aku mulai kesulitan untuk menjawab soal-soal ujian ini, aku bingung harus mencari jawaban kemana. Searching? Kayaknya susah deh! Aku coba manggil si dia.

"sstt.. sstt.."

Dia tidak menoleh.

"sstt.. hey.." Sembari menyebut nama.

Dia menoleh, kemudian berkata, "Apa?"

Aku memberikan kode dengan tanganku, yang berarti "nomor 20 apa isinya?"

Si dia melihat jawabannya, dan memberikan jawabannya kepadaku. Tangannya memberikan kode, dia mengisyaratkan tiga jari, yang berarti jawabannya adalah C.

Oke, aku memang tidak pandai dalam mengisi soal-soal ujian mata pelajaran normatif, seperti IPA, IPS apalagi Matematika. Tapi dia sangat pandai dan pintar, dia bisa mengerjakan semuanya dengan mudah. Seperti tidak ada kesulitan dalam menjawab soal-soal ujian itu.

Setelah ujian mata pelajaran pertama selesai, aku sempat ragu. Kayaknya aku ngga akan bisa ngedapetin si dia, dari isi otak aja beda jauh banget, apalagi isi hati. Dia pintar sedangkan aku goblog segoblog-goblognya, lebih goblog daripada orang yang gangguan jiwa. Hmmm, aku-akui aku segoblog itu.

Tapi, kutangkis semua keraguan itu, aku harus mencoba. Apapun yang terjadi, gagal atau berhasil, aku harus tetap maju. Aku harus bisa memikat hati si dia, sedangkan aku bukan tipe cowok yang romantis :( aku bukan tipe cowok yang bisa ngajak ngobrol dia berdua, ngajakin ke kantin berdua, neraktir si dia makanan. Bukannya aku gamau, tapi, gabisa aja, entahlah, karena aku ngga romantis kali yah :(

Oke, aku pun keluar dari dalam kelas untuk menuju kantin. Ketika aku sedang berjalan menuju kantin, aku berpapasan dengan si Dia. "Kii, pelajaran kedua kan tentang komputer, kalau aku gabisa nanti kasih tau yah." Kemudian tersenyum.

Astagah! Senyumnya 0:) Rasanya ingin segera memiliki dia sepenuh hati, agar aku bisa melihat dia tersenyum kepadaku setiap hari :)

"Kii?" Dia memanggilku dengan agak lantang.

Aku melamun. Bego. Apa yang baru saja terjadi?

"Ohh, iya-iya pasti atuh. Ntar kita kerja sama lagi lah. Sugan weh pengawasnya yang baik." 

Aku masih ngga nyangka, si Dia sampai tersenyum kepadaku. Itu seperti tanda bahwa aku diberikan 'lampu hijau' oleh Si Dia, aku merasa, aku memiliki kesempatan untuk bisa mendapatkannya.

Sungguh hati senang tak karuan. Aku melanjutkan perjalanan menuju kantin dengan senyum-senyum. Temanku terheran-heran.

"Kunaon ai maneh? Senyam-senyum sorangan, gelo!"

Garoblog. Dia tidak mengerti apa yang sedang aku rasakan. Aku sedang jatuh cinta, keparat!

Tapi aku belum menceritakan semuanya kepada teman-teman ku yang garoblog ini. Karena bisa bahaya, hehehe.

Tiiinuuutt.. Tiiinnuuutt. Bel sudah berbunyi, bertanda ujian pelajaran kedua akan segera dimulai.

Aku kembali ke dalam kelas dengan sisa makanan dimulutku yang belum habis.

Aku berjalan dengan santai, sambil menghabiskan makanan yang masih ada dimulutku.

Sampai dikelas, aku berjalan, duduk di bangku. Kemudian, si Dia memanggilku dengan pelan. "Kii, nanti kasih tau yah." Dia seolah mengingatkan ku, aku tidak lupa kok, sayang.. Ehh, sayang anak sayang anak lima rebuan.

Dan ujian pelajaran kedua pun dimulai, si dia banyak bertanya kepadaku. Kami saling memberi tahu jawaban, semoga suatu saat nanti, kita juga bisa memberi tahu isi hati kita yah :*

Ehh, ngadon kamana wae -_-

Kebetulan pengawasna bageur bray, bisa di ajak kompormi, madep lah, semoga sehat selalu yah buu guru. Anda sangat mengerti dengan apa yang kami rasakan sebagai murid.

Ujian kali ini sangat mudah, ezz. Set set set beres, kumpulkan, pulang.

Setelah keluar dari kelas, si Dia berdiam didepan kelas yang berada disebelah kelas kami, menunggu temannya yang belum selesai mengerjakan ujian.

Aku bertanya.

"Tadi gampang-gampang yah jawabannya."

"Iyah, hahaha," tertawa kecil, "untung weh si ibu na bageur."

"Iyah, jadi bisa searching sawareh lah."

"Iyah, hahaha, nuhun nya kii udah ngasih tau jawabanna." Sambil tersenyum.

Ahh gila, disenyumin lagi sama si dia. Jadi salting sendiri dong :(

"Iyah, sama-sama. Aku juga makasih tadi pas pelajaran pertama udah dikasih tau jawaban yang menurut aku susah."

Aku merasa semakin yakin. Si dia juga seperti memberikan lampu hijau yang menyala terang untuk ku, aku mengasumsikan bahwa lampu hijau itu bertanda "kalau kamu suka sama aku, terus berjuang, lakukan apa yang kamu bisa."

***

Hari demi hari berlalu, hingga hari ketujuh kami melaksanakan Ujian Akhir Semester, hampir setiap hari kami bekerja sama untuk mengisi soal-soal. Bahkan setelah pulang sekolah pun, kami sempat berbincang-bincang singkat.

Aku tak mau semua ini diketahui oleh teman-temanku. Biarkan aku berjuang sendiri, biarkan aku yang merasakannya sendiri, jika aku patah hati pun, biarkan aku yang merasakannya sendiri. Teman-temanku tidak perlu tahu. Nanti juga akan tahu dengan sendirinya. Maunya sih gitu.

Tapi takdir berkata lain.

Aku berencana, aku berniat, aku berjanji, ketika pembagian rapot nanti, yang berarti 2 minggu lagi dari hari ini - hari terakhir ujian akhir semester. Aku ingin si dia mengetahui apa yang ada di dalam hatiku ini. Apa yang aku pendam selama ini kepada dia. Aku ingin mengungkapkan apa yang selama ini terjadi di diriku kepada dia.

Aku ingin menyatakan cinta kepadanya.

Hari ini ku akan menyatakan cinta~ nyatakan cintaaaa....~

Karena setelah UAS kami tidak ada kegiatan di sekolah, yang berarti ke sekolah pun tidak wajib karena sudah bebas. Tinggal menunggu hari pembagian rapot saja. Aku mencoba untuk bisa terus berkomunikasi dengan dia, caranya adalah aku menghubungi dia lewat SMS.

Basa-basi lah. Kemudian memanjang dan memanjang. Hingga hari pembagian rapot.

Tapi eh tapi. Goblog sekali. Di hari H aku ingin mengungkapkan perasaan. Terbongkar rahasia semuanya :(

Ada yang ngagosip kalau aku suka sama dia. Bahkan statement itu tidak keluar dari mulutku sendiri, tapi hanya gosip-gosip murahan, lebih murah dari harga diri ublag, goblog.

Dan sepertinya, si Dia mempercayai omongan si jelema kang gosip ini. Ketika di hari pembagian rapot, sifat dia tiba-tiba berubah. Dia kenapa?

Dia seperti tidak ingin kalau aku suka sama dia. Padahal kan, dia belum tahu, belum mendengar statement yang sebenernya dari ku. Harusnya dia mendengarkan statemen dariku, bukan dari kang gosip :(

Si kang gosip ini ketawa-ketiwi, kegirangan, goblog. Mungkin dia menganggap ini adalah bercandaan, tapi aku menganggap ini bukan bercandaan, aku melihat mimik wajah si dia ketika bertemu dengan ku jadi berubah, berubah drastis.

Aku mau teriak, "Hey, tunggu, jangan pergi." Tapi aku sadar, status hubunganku masih teman. Sinetron banget kalau teriak kayak gitu. 

Tapi apa daya, setelah rapot dibagikan, dia langsung pergi menghilang, bergegas pulang. Aku tidak tahu dia kenapa? Kenapa dia jadi berubah ketika bertemu dengan ku? Apa aku salah kalau aku suka sama dia? Padahal ini waktu yang tepat buatku, untuk mengungkapkan perasaan yang selama ini ada didalam hatiku.

Tiba-tiba asumsi ku tentang 'lampu hijau' itu berubah menjadi 'lampu merah', aku mengasumsikan kalau lampu merah ini berarti, "stop, udah, perjuanganmu sampai sini aja, jangan mengejarku terlalu jauh, jangan mengharapkan ku terlalu tinggi, nanti kamu bisa jatuh dan sakit."

Keparat bangsat sia goblog! Kang gosip! Anying!

***

Sesampainya dirumah, aku mencoba menghubungi si dia melalui SMS. Tapi tidak ada balasan. Aku menunggu, menunggu. 1 jam, 2 jam, 3 jam, masih tidak ada balasan.

Sampai tanggal 31 Desember, tepat tahun baru 1 januari 2015 pun, aku tidak mendapat balasan. Pesan singkatku yang aku kirim sekitar 9 hari yang lalu pun, tidak pernah mendapat balasan hingga detik ini, hingga hari ini postingan ini terbit.

Aku sedih, apa yang sebenarnya terjadi pada si dia? Dengan cepat dia berubah tanpa alasan yang pasti.

Tapi yang pasti, alasan yang sangat pasti dariku adalah, aku belum bisa move on dari mu karena kamu cinta pertamaku di masa putih abu-abu. Jujur, sampai sekarang kita sudah lulus sekolah, aku belum bisa membuka hati ini untuk menerima orang lain. Aku belum jatuh cinta lagi kepada seseorang. Aku masih mengharapkan kamu, meskipun itu tidak mungkin. Tapi, biarkan hati ini bosan dengan sendirinya karena terlalu lama mengharapkanmu.

Mungkin hati ini akan berhenti mengharapkanmu, ketika aku mendapatkan surat undangan pernikahanmu dengan pria lain, pria yang lebih bisa mengerti kamu, lebih romantis, lebih pengertian, yang pasti lebih sempurna dariku dan lebih mapan dariku.

Biarkan aku patah hati sendirian, biarkan cintaku bertepuk sebelah tangan. Tapi, cintaku kepada mu tetap utuh, tak ternodai bahkan tak aku khianati. Aku masih mencintaimu seperti dulu, ketika aku pertama bertemu dengan mu di masa putih abu-abu, ketika MPLS. Kita berada di gugus 2 yang bernama LINUX :)

***

Itulah awal mula aku sering menggunakan hashtag #BackToDecember. karena momen-momen itu selalu muncul diingatan. Meskipun sudah ku kubur sangat dalam dilubuk hati.

Karena semuanya terjadi di bulan Desember. :)