Mau keluar dari rasa kesepian? Atau mau kesepian terus? Jangan dong!
Penelitian dari Chicago University mengungkapkan bahwa rasa kesepian dapat membuat seseorang berakhir dengan perilaku yang negatif. Hal ini dibuktikan lewat gelombang otak seseorang yang merasa kesepian lebih banyak mengirim sinyal "sedih" dibanding "gembira".
Menurut seorang psikolog, Dr Cacioppo, yang artikelnya dimuat dalam jurnal Psychology Today, sebenarnya ada cara yang bisa dilakukan untuk keluar dari rasa EASE. Seperti apa metode ini?
Metode ini pertama kali menyuruh kita untuk membuka diri. Menerima undangan sosial, sebenarnya sekaligus merupakan kesempatan untuk bergaul. "Anda tak akan dapat terhubung dengan orang lain jika mengisolasi diri atau hanya berinteraksi di dunia maya saja, di mana orang-orang tak menunjukkan diri mereka yang sebenarnya," ujar Dr Cacioppo.
Penelitian tersebut tidak hanya menyuruh kita membuka diri tetapi juga membuat aksi.
"Jangan menjadi korban pasif, tapi cobalah untuk realisasikan," ujar Dr Cacioppo. Ia menyarankan agar seseorang mengubah pemikiran, pengharapan, dan sikap kepada orang lain untuk mendapati efek yang lebih baik. Tak lupa, Dr Cacioppo juga merekomendasikan untuk membuat peta kehidupan sosial pada kalender serta merencanakan acara sehingga orang lain dapat bergabung bersama. Intinya, jangan nunggu diajak.
Penelitian tersebut juga menyuruh kita untuk menyeleksi. Solusi dari rasa kesepian bukanlah soal kuantitas seberapa banyak hubungan sosial, melainkan soal kualitas. Dr Cacioppo juga mengatakan lebih baik banyak menghabiskan banyak waktu dengan orang yang banyak kesamaan dengan kamu, untuk bisa mendapatkan hubungan yang lebih dalam.
Langkah terakhir adalah dengan berperilaku positif. Saat mulai membuka diri dengan sikap tulus dan hangat pada orang lain, maka orang lain tersebut juga akan membalas dengan perilaku positif akan membawa seseorang keluar dari rasa kesepian.
Sign up here with your email
Conversion Conversion Emoticon Emoticon