image source: Google
Ketika baterai smartphone sudah
berukurang dayanya, akan muncul notifikasi untuk kita charge kembali. Tapi sebenarnya,
kapan sih waktu yang tepat untuk charge baterai smartphone kita?
1. Diisi ketia sudah sampai 10%
Baterai Lithium-ion nggak selalu
cepat menyerap daya saat diisi. Ada kondisi tertentu yang memungkinkan listrik
bisa lekas tersimpan, tepatnya ketika baterai sudah hampir kosong saat mulai
diisi kembali.
Setidaknya itulah yang disebutkan
oleh seorang teknisi bernama Mark Carlson dari Motorola. “Secara umum, sebuah
baterai bisa menerima charging rate
yang lebih tinggi saat sisa kapasitas dayanya sudah rendah, ketimbang masih
tinggi,” ujar Carlson sebagaimana dirangkum KompasTekno.
“Jadi, baterai yang sisanya
tinggal 10 persen biasanya bisa lebih cepat diisi ketimbang saat sisa dayanya
masih 50 persen,” imbuh dia.
2. Menghindari Overcharge
Mengapa hal itu bisa terjadi? Jawabannya
sederhana saja. Baterai lithium-ion pada gadget
modern dibekali mekanisme perlindungan terhadap overcharge alias kelebihan pengisian.
Mekanisme ini diterapkan dengan
cara memperlambat kecepatan charging saat
kapasitas yang terisi sudah melewati batas-batas tertentu supaya pengisian daya
bisa lebih mudah dihentikan ketika baterai sudah menjelang penuh.
Biasanya, fenomena di atas bisa
diamati ketika baterai sudah hampir full.
Ketika kapasitas sudah berada di kisaran 90 persen, penambahan persentase bakal
berlangsung lebih lambat ketimbang sebelumnya.
3. Jenis Smartphone
Tentu, kecepatan pengisian
baterai bergantung pula pada faktor-faktor lain, seperti jenis smartphone dan kemampuan charger yang dipakai. Sebuah ponsel
dengan kapabilitas quick charge, misalnya,
bakal kesulitan mengisi baterai dengan cepat apabila dipasangkan dengan charger yang tidak mendukung fitur
serupa.
“Jadi, meskipun pengisian bisa
lebih cepat saat sisa kapasitas baterai tinggal sedikit, hardware dan software di
dalam sistem charging perlu mendukung
juga,” kata Carlson.
Sign up here with your email
Conversion Conversion Emoticon Emoticon