Jaman PKL adalah jaman dimana aku loba barang hakan :(
KHIEBLOG (KHIE GOBLOG akan selalu Goblog sampai pada waktunya)
"Emang siapa yang paling solid selama ini?" Ujar Edo kepadaku.
"Kalian semua!"
Hari ini, hari yang paling mengesankan karena bisa berkumpul kembali bersama teman-teman SD ku, setelah sekian lama tidak berjumpa.
Aku merasa, kalau mereka adalah teman-teman yang paling solid selama ini, walaupun udah jarang ketemu, udah jarang kumpul. Tapi sekalinya kumpul, semuanya pasti datang.
Aku senang mempunyai teman-teman seperti mereka. Selalu solid sampai saat ini.
Kesolidan ini dibuktikan ketika kami kelas 4 dulu. Aku tak menyangka ini akan terjadi.
Pada saat disekolah, tubuhku sudah tidak kuat untuk berdiri bahkan untuk duduk pun sudah tak kuat, mata berkunang-kunang dan suhu tubuh pun terasa panas.
Aku berusaha untuk tidak bilang kepada teman-teman ku dan juga guruku, karena aku takut, aku akan disuruh pulang dan istirahat dirumah.
Aku berusaha sekuat mungkin untuk tidak terlihat sedang sakit, aku mencoba terlihat baik-baik saja didepan teman-temanku.
Ketika jam istirahat, aku tidak beranjak keluar, aku hanya diam saja di kursi sambil menyilangkan kedua tanganku, lalu menempatkan kepalaku diatas keduatangan yang telah disilangkan.
Aku terlelap sebentar, kemudian teman-temanku datang menghampiriku.
"Kamu ngga jajan?" Ujar Edo.
"Ngga, ahh, lagi males soalnya."
"Ohh, yaudah kalo gitu. Kita main kartu aja, yu, ahh." Edo mengajak kami bermain kartu.
Karena waktu itu lagi jaman-jamannya main kartu naruto.
Aku hanya melihat mereka saja beradu bermain kartu, aku masih tetap berada di tempat duduk ku.
Edo dengan teman-teman yang paling dekat denganku ~sahabat. Ada Satria, Alif, Ramdan, Budi, dan Halim.
Mereka adalah teman dekatku, ketika jam istirahat, ketika tugas kelompok atau bermain pun kami selalu bersama-sama.
Ketika jam istirahat sudah selesai, teman-teman mulai memasuki ruangan kelas. Ada yang baju nya kotor karena habis main bola, ada yang matanya merah karena habis tidur sebentar, sama seperti ku.
Aku berusaha untuk tidak terlihat sakit didepan bu guru nanti.
***
Akhirnya, bel pulang sekolah pun berbunyi, aku langsung bergegas pulang dan pamitan kepada teman-temanku.
Aku langsung berjalan setengah berlari, ingin rasanya segera sampai kerumah dan membaringkan tubuh ini dikasur.
Rasanya sudah tak enak, tubuh panas dan ada pusing juga. Mungkin aku demam.
"Kalau besok masih panas, aku gaakan sekolah, Ma." Ujarku kepada Mama.
"Iya."
Aku langsung tidur dan aku merasa mendingan ketika bangun dari tidur. Pusing nya sudah tidak terasa, tapi panas nya masih terasa.
Pada keesokan harinya, ternyata aku masih panas dan aku juga belum kuat untuk berangkat sekolah, akhirnya aku tidak masuk sekolah pada hari itu.
Mama ku menelpon wali kelas untuk memberi kabar kalau aku sedang sakit, aku juga sudah memberi kabar kepada teman-temanku kalau aku sedang sakit.
Ya, dulu aku sudah punya handphone, walaupun jadul tapi aku suka, kadang dengan handphone itu aku selalu eksis dan membuat sebuah momen yang harus diabadikan.
Harga SMS saat itu sangat mahal, aku selalu menghemat pulsa agar ketika aku butuh, pulsaku selalu ada.
***
Setelah 3 hari panas tak kunjung turun, akhirnya aku pun memutuskan untuk dibawa kerumah sakit, karena tanggung kalau harus ke puskesmas dulu.
Kalau ke rumah sakit kan, langsung bisa dicek darah, ada apa denganku?
Ketika itu, aku sudah tidak kuat untuk berjalan, bahkan untuk berdiri pun mata sudah kunang-kunang dan pusing.
Sesampainya di rumah sakit, aku diberi kursi roda oleh suster dan didorong oleh kakekku memasuki ruangan IGD.
Darahku diambil untuk mengecek, aku ini sakit apa?
Setelah beberapa menit, dokter mendiagnosis bahwa aku terkena serangan DBD.
"Ini masih gejala dan bisa di cegah, ini harus segera dirawat." Ujar dokter kepada Mama ku.
"Ngga, Ma, aku gamau harus dirawat dirumah sakit, nanti sekolah gimana? Teman-temanku juga?" Aku panik ketika mendengar itu.
Mama ku tidak menjawab.
Aku, yang saat itu berada di ranjang beroda, berpindah lagi ke kursi roda dan didorong oleh suster ke ruang rawat.
Aku dirawat di rumah sakit selama kurang-lebih 5 hari. Alhamdulillah, penyakit ini bisa sembuh dengan cepat dan Alhamdulillah juga orangtuaku tidak terlambat membawaku ke rumah sakit.
_____
Hari pertama diruang rawat.
Selama dirumah sakit, aku tidak terlalu banyak bergerak, aku lebih banyak menghabiskan waktu untuk tidur.
Bahkan aku sampai lupa untuk mengecek handphone jadul ku. Ketika jam menunjukkan pukul 9 malam, aku baru ingat dengan handphone ku.
Aku melihat handphone dan aku melihat sudah ada 16 pesan yang belum dibaca.
Teman-temanku menanyakan kabarku, dan aku pun membalasnya satu persatu.
Edo: "Ki, udh mendingan blom? Blz eaa."
Ya, dulu jaman-jamannya alay sedang naik daun, kami pun terbawa-bawa menjadi alay.
Satria juga memberikan pesan kepadaku. "Cpt smbuhh eaaa, kiii."
Setelah aku membalas pesan satu persatu, tak ada satupun dari mereka yang membalasnya lagi, mungkin mereka sudah tidur.
***
Setelah diperbolehkan untuk pulang oleh dokter, aku langsung antusias untuk berkemas dan bergegas untuk segera meninggalkan rumah sakit ini.
Karena, sebagus apapun fasilitasnya, aku tetap tidak betah berada disini ~diruangan ini.
Aku sampai dirumah dan langsung memberikan kabar kepada teman-temanku, kalau aku sudah pulang dari rumah sakit.
Banyak dari mereka yang mengucapkan ucapan selamat dan syukur karena aku telah sembuh dari penyakit ini.
Bahkan, orang yang sedang aku sukai diam-diam pun memberikan ucapan syukur karena aku telah pulang kerumah.
Aku senang, doi perhatian. Walaupun cuma hari ini saja.
Keesokan harinya, tepatnya hari Sabtu, teman-teman sekelasku mempersiapkan rencana.
Entah bagaimana persiapannya, yang jelas mereka semua ~51 siswa saat itu, datang kerumahku beramai-ramai.
Ketika aku sedang menonton diruang tengah, tiba-tiba terdengar suara orang yang memanggil namaku dari luar.
Ketika aku membuka pintu, ternyata mereka adalah teman-temanku. Aku terharu sekaligus kaget dan malu, apa yang harus aku katakan kepada mereka.
"Kii, ini ada sedikit buah-buahan buat kamu, semoga cepet sembuh, ya, biar bisa masuk sekolah lagi sama kita." Ujar si doi yang membawa dan memberikan buah-buahan ini, ~hasil udunan sama temen-temen sekelas.
"Iya, makasih ya, temen-temen." Aku terharu.
Aku terima buah-buahannya dan aku menyuruh mereka masuk, tapi teman-teman yang cewek hanya mengantarkan ini saja dan mereka langsung bergegas untuk pulang.
Sedangkan teman-temanku yang gokil, ingin mampir dulu sebentar dan masuk keruang tengah, berkumpul sambil cerita-cerita.
Banyak hal yang aku lewatkan selama dirumah sakit, aku melewatkan ulangan harian matematika, tes bahasa indonesia dan lain-lain.
Tapi teman-temanku ini akan mencoba untuk membantuku agar tidak kesulitan untuk mengejar pelajaran yang tertinggal.
"Tenang, nanti kita bantuin." Ujar sang juara kelas 4 tahun berturut-turut.
"Asiikk, jadi ga susah, aku untuk ngerjainnya."
Lalu Edo, teman terdekatku selama SD, mencoba untuk membantu juga, walaupun dia tidak terlalu pintar, ~sama seperti ku, banyak bercanda dan malas untuk belajar.
"Ahhh, eluu, tapi gapapa lah, kita kan dibantuin sama sang juara kelas." Ucapku kepada Edo.
Setelah hampir 2 jam teman-teman ku berkumpul diruang tengah, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang karena hari sudah mulai sore.
Mereka pamitan dan menyuruhku untuk segera sekolah, mudah-mudahan aku juga bisa cepat pulih dari sakit ini.
Mereka pergi, menjauh dan mulai tak terlihat oleh mata.
Aku senang mereka bisa datang kerumahku, mereka bisa mengurangi kesepian di hari-hari ku selama kurang lebih 9 hari.
3 hari berada dirumah, 5 hari berada dirumah sakit.
Mudah-mudahan, besok senin aku sudah pulih dan bisa berangkat menuju sekolah.
***
Edo, Satria, Ramdan, Budi dan Halim ketawa-ketiwi mendengar aku menceritakan cerita ini.
"Hahaha, kiii, kii. Aku jadi kangen lagi sama masa-masa kita dulu." Ujar Edo kepadaku.
"Iyaa, sama lah, Do, aku juga."
Kami menghabiskan waktu sepanjang hari untuk bercerita tentang masa-masa kami dulu, ~yang takkan pernah bisa terulang kembali.
***
Saya penulis baper pamit, cusss *khie757
Sign up here with your email
Conversion Conversion Emoticon Emoticon