Cerita Kehidupan #2 dengan judul “Kamu
benci aku tanpa sebuah alasan.” Anjis asli ieu mah carita na benang pisan kanu
hate :( Mari kita edankeun daks, cerita episode 2 urang. Please support and say
You Shit Motherfucker, Man! :( simak okey!
Setahun yang lalu kejadian itu
terjadi. Ketika aku mengungkapkan perasaan cintaku pada nya. Oiya, namaku
Reyhan, aku lah sosok orang yang selalu gagal dalam hal cinta :(
Kadang aku suka berpikir, kenapa
aku gagal terus dalam hal cinta? Aku udah nyoba dagang baso tahu nguliling
komplek, dagang batagor juga. Tapi angger weh, selalu gagal kalau dalam hal
mendapatkan cinta mu mah :( apa salahku Ya Allah :(
Waktu itu, aku masih duduk di
bangku SMA kelas 2. Pada saat pertama masuk kelas 2, saya bertemu dengan
seorang wanita yang bernama Silvy.
Silvi adalah seorang wanita yang
mengikuti ekskul OSIS, wajahnya aja terlihat sangar. Dengan penampilan rambut
pendek bagaikan seorang tomboy, tetapi aku suka pada dia.
Silvy dulunya berada dikelas 10
IPA 2, sekarang dikelas 11 dia menjadi satu kelas dengan saya. 11 IPA 4. Karena
di kelas kami, formatnya seperti itu. Kalau engga MP4 ya paling 3gp :( asa teu
nyambung nyak :(
Pada saat awal bertemu dan
memasuki kelas, saya tidak berani untuk mendekati nya secara langsung karena
saya tahu, kalau anak OSIS biasanya suka galak-galak. Bak macan keluar dari
kandangnya :(
Saya hanya berani
memperhatikannya dari jauh saja.
Tapi beberapa hari sudah berlalu,
dan kami sudah mulai dekat satu sama lain, saya akhirnya mulai berani untuk
mendekat kepada Silvy.
***
Kebetulan pada saat itu, guru
kami menyuruh kerja kelompok seputar pelajaran Bahasa Inggris. Dan kebetulan
juga, saya satu kelompok dengan Silvy.
Reyhan: “Sil, kita mau kerja
kelompok dimana, nih?”
Silvy: “Dirumah aku aja, Rey,
gimana?”
Ternyata, Silvy adalah seorang
wanita yang sangat baik dan ramah. Tidak seperti yang saya bayangkan.
Ternyata saya udah salah menilai Silvy.
Ternyata saya udah salah menilai Silvy.
Reyhan: “Boleh juga, tuh, tapi
gimana sama anak-anak yang lain?”
Silvy: “Kayaknya mereka juga
pasti mau kalau kerkom dirumah aku.”
Reyhan: “Yaudah deh, hayu atuh
kita berangkat sekarang.”
Setelah pulang sekolah, kelompok
kami yang beranggotakan 4 orang langsung bergegas menuju rumah Silvy, 2 orang
lainnya yang menjadi kelompok saya adalah Ramdan dan Amel.
Karena Ramdan dan Amel katanya
mau pulang dulu kerumah, jadinya saya bareng dengan Silvy. Dan saya kebetulan
bawa motor. Dan Silvy juga jadi nebeng ke motor saya, ini jadi kesempatan yang
bagus dan awal yang bagus untuk saya mendekati Silvy.
Reyhan: “Hayu, Sil, kita otewe!”
Silvy: “Kamu bonceng aku, gitu?”
Reyhan: “Ya iya, terus gimana? Kamu
yang mau bonceng aku gitu?”
Silvy: “Hahaha, ya engga gitu. Emang
ga apa-apa aku nebeng sama kamu?”
Reyhan: “Ya engga lah, Sil, biar
kita cepet sampe dirumah kamu.”
Silvy: “Yaudah deh hayu.”
Ketika Silvy hendak naik ke motor
Reyhan – Honda Beat Pop warna merah muda, dia agak canggung dan malu, dan
gengsi juga karena takut terlihat oleh teman-teman se-jabatannya – OSIS.
Dia secara perlahan naik ke motor
Reyhan, dan langsung berkata kepada Reyhan. “Hayu, Rey, gasss!.”
Reyhan pun langsung tancap gas
menuju Rumah Silvy untuk kerja kelompok.
Moment ini Reyhan jadikan menjadi
awal untuk mendekati Silvy, seorang wanita yang ia puja saat ia bertemu dengan
nya – dikelas 11 IPA 4
***
Ketika dirumah Silvy, Reyhan
lebih banyak mengobrol dan berbincang dengan Silvy ketimbang mengerjakan tugas
kelompoknya. Sama dengan Ramdan dan Amel, mereka juga malah sibuk berbincang
seperti kami – orang yang sedang Pedekate.
Kami bercerita soal pengalaman dan
hal lainnya.
Dan dengan berbincang-bincang
ini, tidak terasa waktu pun sudah menunjukkan pukul 17.00. Saya bergegas pulang
dengan tugas kelompok yang masih belum dikerjakan.
Tapi dengan kebaikan hati seorang
Ramdan dan Amel, mereka rela mengerjakan tugas kelompok kami. Dan tugas
kelompok kami pun sudah selesai dikerjakan – oleh Ramdan dan Amel. Sedangkan saya
dengan Silvy, hanya sekedar numpang nama disana :(
Tidak terasa, kami sudah memasuki
UAS Semester 1. Hubungan saya dengan Silvy pun makin dekat. Tapi saya melihat,
Silvy seolah tidak ada rasa pada saya.
Ketika bertemu pun, tatapan nya
kepada saya terlihat biasa. Seperti tidak ada rasa cinta.
Tapi saya tidak bisa berburuk
sangka seperti itu, saya hanya bisa berharap “semoga Silvy juga merasakan apa
yang saya rasakan.” Kedekatan ini adalah bukti kalau saya sayang dan suka sama
kamu, Sil.
Sebelum memasuki ruangan, saya
dengan Silvy berjalan bersama sambil mencari ruangan untuk melaksanakan UAS
ini.
Kebetulan kami satu ruangan, dan
setelah di telek-telek ternyata para
guru menyesuaikan ruangan kami dengan nomor absen. Kebetulan juga nomor absen
saya dengan Silvy sangat dekat. Hanya berbeda 1 angka.
Dan tempat duduk kami juga sangat
dekat, saya bisa jadikan ini sebagai moment pendekatan juga. Biar bisa makin
dekat lagi dengan Silvy.
***
UAS Hari pertama, sukses!
UAS hari kedua Sukses! Dan hari-hari
selanjutnya juga sukses.
Saya sukses bisa lebih dekat
dengan Silvy. Tapi saya belum mendapatkan waktu yang tepat untuk mengungkapkan
perasaan suka ini pada Silvy. Mungkin, saya akan menunggu waktu yang tepat
untuk mengungkapkan perasaan ini.
Setelah hampir 1 minggu kami
melaksanakan UAS, tibalah hari libur. Dan di hari libur ini, biasanya saya
dengan Silvy jadi agak susah untuk bertemu.
Reyhan: “Kamu liburan kemana, Sil?”
Silvy: “Paling bakal dirumah
nenek, Rey, di daerah Bengkulu sana.”
Reyhan: “Wih, jauh amat!”
Silvy: “Ya gitulah, kalau kamu
bakal kemana, Rey, liburannya?”
Reyhan: “Ya paling dirumah aja,
gabakal kemana-mana.”
Kami berbincang-bincang lumayan
lama, karena besok saya tidak akan bertemu dengan Silvy. Ini mungkin sebagai
tanda bahwa saya akan merindukan sosok Silvy, padahal ini hanya sementara.
Hari sudah mulai sore, Silvy pun
memutuskan untuk segera pulang dan meninggalkan saya.
Silvy: “Aku pulang duluan ya,
Rey!”
Reyhan: “Iya, Sil, mau aku anter
gak?”
Silvy: “Gausah, Rey, aku dijemput
Papa aku soalnya.”
Reyhan: “Ohhgitu, yaudah deh
gapapa, hati-hati ya.”
Silvy masih saja belum peka
terhadap perasaan ku selama ini. Mungkin aku harus segera mengungkapkan
perasaan ini agar dia bisa peka.
***
2 Bulan lagi, kami bakal segera
melaksanakan Ujian Kenaikan Kelas. Saya tidak mau kehilangan kesempatan, kali
ini saya bakal ungkapin perasaan ini pada Silvy.
Ketika waktu Istirahat, saya menghubungi
nya lewat sms agar kami bisa bertemu. “Sil, kita bisa ketemu gak, entar
sepulang sekolah?”
Silvy belum membalas SMS saya,
mungkin dia belum membuka HP nya atau dia mungkin masih ada di kelas.
Setelah beberapa menit, Silvy
membalas pesan saya, “Boleh, Rey, emang ada apa?”
“Ada yang harus aku bicarain sama
kamu, Sil.” Saya membalasnya lagi.
Bel telah berbunyi, ini bertanda
pelajaran telah selesai dan waktunya saya pulang. Ketika saya keluar dari
kawasan sekolah, disana sudah ada Silvy menunggu.
Silvy: “Ada apa, Rey, kamu mau
ngebicarain apa?”
Reyhan: “Gini, Sil, aku mau jujur
sama kamu kalau aku itu sebenernya...”
Reyhan gugup dan terdiam sejenak.
Reyhan: “Sebenernya... aku tuh
suka dan sayang banget sama kamu, Sil!”
Silvy: “Hah? Suka? Dari kapan
kamu suka sama aku, Rey?”
Reyhan: “Ini sebenernya udah lama
banget, Sil, pingin aku bicarain sama kamu tapi, sekarang ini waktu yang
menurut aku udah tepat buat bicara ini sama kamu. Maaf kalau kamu kaget sama
ungkapan aku ini, selama ini aku deket sama kamu biar aku bisa jadi pacar kamu,
Sil.”
Silvy: “Maaf, Rey, kasih aku
waktu buat kasih jawaban ke kamu.”
Silvy langsung meninggalkan aku
begitu saja, dan dia memutuskan untuk tidak pulang bareng dengan ku.
Aku mulai cemas dan takut, kalau
jawaban yang akan diberikan oleh Silvy hanya sebuah penolakan.
Aku takut, kalau
misalkan ditolak, hubungan pertemanan saya dengan Silvy akan rusak.
***
Pada saat malam sekitar pukul
20.00, temannya Silvy, Amel, menghubungi ku lewat SMS.
“Rey, aku dapet amanah dari
Silvy, kalau kamu itu katanya enggak diterima. Aku gatau maksudnya engga
diterima itu apa.”
Dan ternyata, Silvy memang benar
menolakku. Seorang wanita yang aku cinta dan ku sayang selama ini, menolakku
begitu saja tanpa sebuah alasan yang jelas.
Saya tidak bisa memaksakan
perasaan Silvy untuk bisa sayang kepada saya. Malam ini benar-benar malam yang
panjang, dan saya tidak bisa tidur karena kepikiran terus.
Ketika keesokan harinya, saya
bertemu dengan Silvy. Dia menjadi cuek dan acuh kepada saya. Tidak seperti
biasanya – menyapa kadang mengobrol. Tapi hari ini, dia terlihat berbeda.
Silvy terlihat sangat benci
ketika bertemu ataupun melihat saya. Ini menjadi tanda tanya besar. Kenapa Silvy
bisa sebenci itu pada saya?
“Silvy, kamu membenci aku tanpa
sebuah alasan.” Aku bergumam dalam hati, dan hingga sekarang saya memasuki
kelas 3 SMA. Silvy masih seperti itu – seorang wanita yang membenci saya tanpa
sebuah alasan.
waktu kau tak kenal aku, kau akan suka aku. bila kau kenal segalanya
tentangku, caraku, sikapku, hidupku, kisahku, percayalah kau akan pergi
***
Ada yang tau, kenapa Silvy bisa
sangat benci kepada Reyhan? Berikan jawaban kamu ke email rikiarya60@gmail.com
Berikan jawaban semenarik
mungkin, karena bakal ada hadiah yang akan saya bagikan berupa pulsa :)
Follow twitter @rikiarya757 untuk
lebih lanjut, atau bertanya lewat Direct Message di Twitter.
Jangan sampai ketinggalan, yuk
cuss!!
Baca Lagi!
Cerita Kehidupan #1 - Cinta Terpendam
Sign up here with your email
Conversion Conversion Emoticon Emoticon