Selamat wayah kieu gays! Kenapa dinamakan wayah kieu? Karena zona waktu kalian mararaca carita ini
berbeda-beda, contohnya zona waktu Bandung dan Tasik :( asa sarua keneh nyak!?
:(
Oke, kita hiraukan dulu saja permsalahan
zona waktu karena aku bakal nyarita di Cerita Kehidupan episode “Aku Benci
Kamu”. teuing sih urang ge ga ngerti sama cerita ini, jol aku benci kamu weh
nya :(
Rek ritual heula moal? Kalo mau,
sok geura ninyuh wipol kanu gelas, langsung uyup kumaneh, Insya Allah hidupmu
penuh dengan gelembung :(
Pokonamah urang edankeun weh daks
carita ieu! Please Support carita aing dengan cara Like, Comment dan Subskraib
:( di simak gays!
----------CERITA INI
HANYA FIKTIF BELAKA, JIKA ADA KESAMAAN NAMA, TEMPAT DAN LAIN SEBAGAINYA MUNGKIN
HANYA KEBETULAN ATAU TIDAK DISENGAJA----------
Hay, kenalin daks namaku Gunawan.
Aku pelajar kelas 2 SMK di salah satu sekolah di Bandung. Aku mau bercerita
tentang pengalaman hidup aku.
Kejadian ini udah lama terjadi
sih, tapi aku mau mulai cerita aja sekarang soalnya kemarin-kemarin mah otak
aku masih acak-acakan dan tidak bsia berfikir :(
Pas aku masih kelas 1 SMK, waktu
itu aku suka sama temen sekelas. Namanya Bambang, ehh bukan ketang, aku mah
bukan homo :(
Bukan ketang, namanya adalah
Puji. Aku sama Puji dipertemukan secara tidak sengaja. Karena murid baru kalau
sebelum di MOS suka ada pembagian kelas gitu, dan ternyata aku ga nyangka bisa
satu kelas sama Puji.
Pas pertama masuk kelas, agak
canggung-canggung gitu soalnya gaada orang yang aku kenal.
Semuanya terlihat
asing karena temen-temennya masih baru semua alias Gress :(
Temen pertama aku waktu itu
adalah Agus. Agus yang pertama ngajak aku kenalan. Dari situ, aku mulai dapet
satu temen baru, namanya Agus asal dari Bandung.
Baru aja kenal, si Agus udah
mulai curhat sama aku.
Agus: “Menurut aku, nih, yah,
cewek paling cantik disini teh si Sri, Gun”
Gunawan: “Ahh, yang bener, Gus?”
Agus: “Iya, Gun, dia mah tipe aku
pisan atuh. Gemesin dan lucu-lucu gitu.”
Gunawan: “Ahh, kamu mah, Gun,
baru aja masuk udah jatuh cinta aja.”
Agus: “Iya lah, semoga aja suatu
hari nanti aku bisa dapetin dia, Gun.”
Gunawan: “Aaamiiin, Gus, aku
doain deh, sebagai teman yang baik harus mendukung.”
Agus: “Hehehe, kalau menurut
kamu, Gun, cewek yang paling cantik disini siapa?”
Heemm, aku sempet berpikir,
padahal di pikiran aku udah ada jawabannya yaitu Puji. Tapi aku belum
memberikan jawaban itu kepada Agus, karena takut bakal kenapa-napa.
Agus: “Gun? Kok malah ngahuleung
gitu? Gaada yang cantik ya disini?”
Gunawan: “Emm, bukan gitu, Gus,
menurut aku mah yah,”
Aku katakan saja bahwa perempuan
paling cantik di kelas ini adalah Puji. Agus adalah orang pertama yang
mengetahui bahwa perempuan yang paling cantik di kelas ini menurut aku adalah
Puji.
Gunawan: “menurut aku mah si
Puji, Gus, liat aja, dia itu tipe aku pisan.”
Agus: “Ahh kamu mah, nurutan wae
kata-katana :(“
Gunawan: “Hahaha, da emang bener,
Gus.”
Kami berdua sudah memiliki
pandangan masing-masing, bahwa dikelas ini, gelar perempuan paling cantik bisa
diberikan kepada siapa saja – menurut pandangan sendiri.
Setelah hari ini selesai acara
pembagian kelas, kami langsung pulang. Aku dan Agus belum sempat berkenalan
dengan cewek-cewek yang menurut kami itu cantik. Nyali kami sangat ciut saat
akan berkenalan sama cewek.
Pikiran negatif yang selalu
terbayang di otak kami, sehingga kami selalu takut untuk berkenalan pertama.
***
Setelah acara pembagian kelas
untuk murid baru, kami diberikan waktu libur 2 Minggu, lalu kami kembali masuk
setelah libur 2 minggu itu. Ngerti ga maksudnya? Engga? Oke siip :(
Pas udah libur 2 Minggu, terus
aku masuk lagi ke sekolah. Pas aku dateng ke sekolah orang yang pertama aku
temui adalah Agus, temen pertama yang aku kenal.
Lalu kami jalan berdua menuju
kelas yang sudah ditentukan, lalu kami masuk dan mencari tempat duduk yang
enakkeun. Dan kami duduk dibangku paling belakang.
Saya dengan Agus mulai
berbincang-bincang, ngobrolin cewek-cewek idaman kami masing-masing.
Agus: “Kamu udah mulai kenalan
belum sama si Puji?”
Gunawan: “Belum, Gus. Kamu udah,
kenalan sama si Sri?”
Agus: “Belum, Gun, aku takut kalo
mau ngajak kenalan cewek, takutnya bakal ada hal yang tidak diinginkan
terjadi.”
Gunawan: “Hahaha, kamu mah
gitu-gitu teuing. Ehh, iya ketang, sama aku juga takut kaya gitu Gus :(“
Agus: “Euh kamu mah, biarin lah
belum kenalan juga, nanti juga kita bakal saling kenal sama semua temen disini,
lagian kan kita satu kelas pastinya bakal saling kenal.”
Gunawan: “Iya, Gus, bener juga
tuh.”
Lalu tiba-tiba datang lah Puji
dengan Sri berjalan berbarengan. Masuk ke kelas pun berbarengan hingga pada
saat di lawang panto, mereka meneut
tersendat tidak bisa masuk.
Puji: “Ihh kamu, aku dulu dong
yang masuk!”
Sri: “Ehh, kamu mah. Yaudah sok
aku dulu yang masuk, ehh kamu dulu sok yang masuk!”
Aku sama Agus mendengar
percakapan mereka, ternyata mereka reseup hereuy juga, sama seperti saya dengan
Agus.
Agus: “Hahaha, kamu mah, masih
pagi udah pada parasea gitu.” Agus berkata pada Sri dengan lagak sok akrab.
Sri: “Heem nih, si Puji dasar
tuh, heuras babatok na teh :(“
Lalu aku pun ikut nimbrung di
antara percakapan Agus dengan Sri.
Gunawan: “Hahaha, kalian mah
saruana. Masih pagi hey ulah parasea, hahaha.”
Puji dan Sri tertawa.
Menertawakan kegilaan mereka sendiri.
Hingga pada akhirnya, tanpa di sengaja
kami menjadi akrab dan mulai saling kenal dengan Sri dan Puji. Kami mulai
berani untuk mengobrol dan berbincang. Apapun diobrolin, biasalah orang yang
baru punya temen baru suka gitu.
Rencana aku sama Agus berhasil,
sekarang aku udah mulai kenal sama Puji, Agus juga udah mulai kenal sama Sri.
Tidak ada lagi canggung di antara kami.
***
Karena setiap hari bertemu,
yaiyalah satu kelas. Rasa ini semakin tidak terbendung. Setelah hampir 10 bulan
kami bersama di kelas 1 SMK, saya memutuskan untuk mengungkapkan perasaan ini
pada Puji.
Agus juga berencana bakal
ngungkapin perasaannya pada Sri, yang udah lama Agus pendam. Semakin dipendam
semakin sakit rasanya.
10 Bulan bukan waktu yang
singkat. Waktu sekolah, kami jadikan menjadi waktu untuk PDKT. Kami meluangkan
waktu istirahat untuk bersama pujaan hati kami masing-masing.
Perempuan yang waktu dulu aku
obrolin sama Agus, ternyata sudah sedekat ini. Begitu juga perempuan yang waktu
dulu Agus ceritakan pada saya, sekarang sudah dekat dengan Agus.
Kami begitu senang, ketika waktu
pengungkapan perasaan akan segera dimulai. Tepatnya setelah bel pulang.
Gunawan: “Gimana, Gus? Hari ini
kamu mau ngungkapin perasaan juga, kan, sama Sri?”
Agus: “Iya dong, Gun, kamu juga,
kan?”
Gunawan: “Iya dong.”
Aku dengan Agus sudah sepakat
untuk nembak bareng. Kita gatau lokasinya mau dimana, yang jelas kami semua
sudah membuat rencana yang bagus.
Pertama, kami ajak pulang bareng.
Lalu setelah waktu dan situasi sudah tepat, itu lah saat kami mengungkapkan
perasaan kami pada sang pujaan hati.
Pada sedang berjalan, tiba-tiba
Agus berhenti.
Sri: “Kok kamu berhenti, Gus?”
Agus: “Emm, Sri, ada yang mau aku
omongin sama kamu.”
Sri: “Apaan, Gus?”
Agus: “Aku sebenernya suka sama
kamu, kamu mau gk jadian sama aku?”
Sri tiba-tiba terdiam kaget,
tidak menyangka Agus bakal nembak dia dengan cara seperti ini. Dan di waktu
bersamaan, aku pun langsung mengikuti cara Agus.
Gunawan: “Puji, aku juga
sebenernya udah lama suka sama kamu, kamu mau gk jadian sama aku?”
Puji juga terdiam, lalu menoleh
pada Sri. Mereka seperti merundingkan sebuah rencana untuk memberikan jawaban
terbaiknya pada kami.
Lalu, setelah sekitar 5 menit aku
dan Agus di pelak, akhirnya Puji dan Sri mulai berbicara – memberikan sebuah
jawaban.
Puji: “Gun, aku gaberani ngasih
jawaban sekarang.”
Gunawan: “Terus, kamu bakal
ngasih jawaban sama aku kapan?”
Puji: “Nanti aku kabarin kamu
lewat sms atau telepon, gimana jawaban aku, ya.”
Perasaan aku udah gaenak nih,
kalau dapet jawaban kayak gini dari gebetan. Tapi positif thinking aja, mungkin
Puji juga harus memperhitungkan semuanya untuk bisa menerima aku.
Dan Sri juga memberikan jawaban
seperti itu kepada Agus. Dan setelah kejadian itu, Puji dan Sri memilih untuk
pulang duluan, dengan meninggalkan kami yang masih bengong – penasaran dengan
jawaban cinta dia.
Gunawan: “Gimana, nih, Gus? Kayanya
aku ga yakin deh, bakal dapetin Puji.”
Agus: “Aku juga gatau, Gun, aku
juga ga yakin bisa jadian sama Sri.”
Gunawan: “Kita tunggu aja nanti,
positif thinking aja. Sekarang mah hayu kita pulang lah.”
Agus: “Iya ketang, mening
sekarang mah kita pulang dulu aja.”
Kami berdua langsung bergegas
pulang menuju rumah masing-masing.
***
Setelah sekitar pukul 19.00, aku
masih aja belum dapet SMS maupun telepon dari Puji. Mungkin Puji bingung untuk
memberikan jawaban kepada aku, antara diterima atau ditolak, semuanya
mengambang di langit-langit hati :(
Malam itu, aku galau berat. Agus
sudah nge-sms-in saya sejak jam 17.00.
“Gimana, Gun, kamu udah dapet sms
dari Puji?”
“Belum, Gus, kamu udah dapet sms
juga dari Sri?”
“Belum, Gun, aku takut bakal
ditolak.”
Agus begitu cemas, dia takut
cinta nya ditolak oleh Sri. Begitu juga dengan perasaan saya, lebih cemas dari
Agus mungkin.
Saya juga berfikir, jika saya
ditolak oleh Puji, bagaimana situasi besok dikelas? Mungkin tidak akan seindah
kemarin – sebelum aku mengungkapkan perasaan ini pada Puji.
Pasti bakal banyak yang berubah –
Berteman tapi saling menjaga hati dan gengsi.
Sekitar pukul 20.00, aku mulai
dapet SMS dari Puji.
“Maaf ya, Gun, bukannya aku gamau
pacaran sama kamu, tapi aku udah lebih nyaman temenan sama kamu. Kamu jangan
benci ya, sama aku. Aku takut kamu bakal benci dan ngelupain aku soalnya aku ga
terima cinta kamu. Maaf, ya, Gun.”
Dan dugaan aku ternyata benar,
Puji memang tidak menerima cinta aku. Dia menolak begitu saja. Setelah saya
membaca SMS dari Puji, Agus langsung nge-SMS aku.
Agus: “Gun, ternyata aku ga
diterima sama Sri!”
Gunawan: “Hah? Yang bener, Gus? Aku
juga ga diterima sama Puji!”
Agus: “Ohh my god, ohh my wow!
Gaswat, Gun.”
Aku bingung, besok aku harus
bersikap gimana? Semangat belajar dan semangat sekolah pun pudar begitu saja,
seolah-olah besok tidak ingin pergi ke sekolah.
Gimana besok aku menanggapi semua
persoalan ini? Aku dan Agus kebingungan, besok kami harus bagaimana? –
menanggapi masalah ini bagaimana?
Teman-teman juga pasti bakal
mengolok kami – orang yang gagal dalam hal cinta.
Perjuangan aku dengan Agus terasa
sia-sia, tapi mau gimana lagi. Kalo emang Puji ga suka sama aku, dan Sri ga
suka sama Agus, kami bisa apa?
***
Keesokan harinya, aku dan Agus datang
berbarengan ke kelas. Lalu duduk dan hening. Tidak ada percakapan diantara aku
dan Agus. Kami berdua terdiam, seolah terjadi sebuah masalah besar.
Aku melihat, teman-temannya Puji
dan Sri seolah-olah bahagia melihat aku dan Agus telah ditolak oleh mereka
(Puji dan Sri).
Dalam hati; Agak aneh juga,
kenapa temen-temennya Puji sama Sri bahagia, ngeliat aku kayak gini?.
Kayaknya mereka
ngedukung deh, kalau aku itu ga pantes buat Puji.
Tiba-tiba saja, temen-temennya
Puji yang cewek-cewek jadi pada cuek dan judes sama aku dan Agus. Kenapa? Kalian
kenapa?
“Aku Benci Kamu,” kata-kata itu
yang harusnya lebih cocok buat nolak aku. Puji, kamu harusnya jujur aja kalau
kamu gasuka sama aku.
Mungkin dengan kata-kata, “Aku
Benci Kamu,” itu udah jujur banget, dan cukup nyakitin perasaan aku saat ini.
Sekarang, aku dan Agus jadi murid
yang paling pendiam versi On the spot :( setelah kejadian itu.
Semangat belajar dan semangat
sekolah kami hilang begitu saja. Pada jam istirahat pun kami lebih memilih
untuk diam dikelas, dan memperbanyak bermain game di HP.
Puji benci pada ku, begitu juga
teman-temannya. Sri juga benci pada Agus, begitu juga teman-temannya.
Sudah tidak ada lagi percakapan
di antara aku dengan Puji, dan aku harus segera memulai melupakan Puji agar
tidak terjebak dalam masalah ini terus.
***
Punya pendapat tentang cerita
ini?
Atau kamu punya cerita yang
persis seperti cerita ini?
Ayo kirimin cerita kamu ke email:
rikiarya60@gmail.com ,, kamu
berkesempatan mendepatkan hadiah dari saya sebagai penulis, berupa pulsa!
Kirimin pendapat kamu, bagi kamu
yang mempunyai pendapat menarik.
Kalau kamu punya cerita, mau
cerita karangan atau pengalaman hidup (dengan menyamarkan nama, tempat, dll.)
bisa di kirim ke email saya, nanti akan saya posting di blog ini, di postingan
selanjutnya!
Mari kita berkarya dengan
bercerita!
Ayo buruan, jangan sampai
ketinggalan!
Event ini berlaku dari tanggal 10
Juli 2016 s.d 31 Desember 2016. Pendapat kamu yang paling menarik, atau cerita
kamu yang paling menarik akan mendapat hadiah dan akan saya posting atau akan
saya umumkan di postingan yang akan datang. Cusss!
----------TERIMA
KASIH YANG SUDAH BERPARTISIPASI----------
Sign up here with your email
Conversion Conversion Emoticon Emoticon