Cerita Kehidupan #6 Aku Benci Kamu





Selamat wayah kieu gays! Kenapa dinamakan wayah kieu? Karena zona waktu kalian mararaca carita ini berbeda-beda, contohnya zona waktu Bandung dan Tasik :( asa sarua keneh nyak!? :(

Oke, kita hiraukan dulu saja permsalahan zona waktu karena aku bakal nyarita di Cerita Kehidupan episode “Aku Benci Kamu”. teuing sih urang ge ga ngerti sama cerita ini, jol aku benci kamu weh nya :(

Rek ritual heula moal? Kalo mau, sok geura ninyuh wipol kanu gelas, langsung uyup kumaneh, Insya Allah hidupmu penuh dengan gelembung :(

Pokonamah urang edankeun weh daks carita ieu! Please Support carita aing dengan cara Like, Comment dan Subskraib :( di simak gays!

----------CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA, JIKA ADA KESAMAAN NAMA, TEMPAT DAN LAIN SEBAGAINYA MUNGKIN HANYA KEBETULAN ATAU TIDAK DISENGAJA----------

Hay, kenalin daks namaku Gunawan. Aku pelajar kelas 2 SMK di salah satu sekolah di Bandung. Aku mau bercerita tentang pengalaman hidup aku.

Kejadian ini udah lama terjadi sih, tapi aku mau mulai cerita aja sekarang soalnya kemarin-kemarin mah otak aku masih acak-acakan dan tidak bsia berfikir :(

Pas aku masih kelas 1 SMK, waktu itu aku suka sama temen sekelas. Namanya Bambang, ehh bukan ketang, aku mah bukan homo :(

Bukan ketang, namanya adalah Puji. Aku sama Puji dipertemukan secara tidak sengaja. Karena murid baru kalau sebelum di MOS suka ada pembagian kelas gitu, dan ternyata aku ga nyangka bisa satu kelas sama Puji.

Pas pertama masuk kelas, agak canggung-canggung gitu soalnya gaada orang yang aku kenal. 

Semuanya terlihat asing karena temen-temennya masih baru semua alias Gress :(

Temen pertama aku waktu itu adalah Agus. Agus yang pertama ngajak aku kenalan. Dari situ, aku mulai dapet satu temen baru, namanya Agus asal dari Bandung.

Baru aja kenal, si Agus udah mulai curhat sama aku. 

Agus: “Menurut aku, nih, yah, cewek paling cantik disini teh si Sri, Gun”

Gunawan: “Ahh, yang bener, Gus?”

Agus: “Iya, Gun, dia mah tipe aku pisan atuh. Gemesin dan lucu-lucu gitu.”

Gunawan: “Ahh, kamu mah, Gun, baru aja masuk udah jatuh cinta aja.”

Agus: “Iya lah, semoga aja suatu hari nanti aku bisa dapetin dia, Gun.”

Gunawan: “Aaamiiin, Gus, aku doain deh, sebagai teman yang baik harus mendukung.”

Agus: “Hehehe, kalau menurut kamu, Gun, cewek yang paling cantik disini siapa?”

Heemm, aku sempet berpikir, padahal di pikiran aku udah ada jawabannya yaitu Puji. Tapi aku belum memberikan jawaban itu kepada Agus, karena takut bakal kenapa-napa.

Agus: “Gun? Kok malah ngahuleung gitu? Gaada yang cantik ya disini?”

Gunawan: “Emm, bukan gitu, Gus, menurut aku mah yah,”

Aku katakan saja bahwa perempuan paling cantik di kelas ini adalah Puji. Agus adalah orang pertama yang mengetahui bahwa perempuan yang paling cantik di kelas ini menurut aku adalah Puji.

Gunawan: “menurut aku mah si Puji, Gus, liat aja, dia itu tipe aku pisan.”

Agus: “Ahh kamu mah, nurutan wae kata-katana :(“

Gunawan: “Hahaha, da emang bener, Gus.”

Kami berdua sudah memiliki pandangan masing-masing, bahwa dikelas ini, gelar perempuan paling cantik bisa diberikan kepada siapa saja – menurut pandangan sendiri.

Setelah hari ini selesai acara pembagian kelas, kami langsung pulang. Aku dan Agus belum sempat berkenalan dengan cewek-cewek yang menurut kami itu cantik. Nyali kami sangat ciut saat akan berkenalan sama cewek.

Pikiran negatif yang selalu terbayang di otak kami, sehingga kami selalu takut untuk berkenalan pertama.

*** 

Setelah acara pembagian kelas untuk murid baru, kami diberikan waktu libur 2 Minggu, lalu kami kembali masuk setelah libur 2 minggu itu. Ngerti ga maksudnya? Engga? Oke siip :(

Pas udah libur 2 Minggu, terus aku masuk lagi ke sekolah. Pas aku dateng ke sekolah orang yang pertama aku temui adalah Agus, temen pertama yang aku kenal.

Lalu kami jalan berdua menuju kelas yang sudah ditentukan, lalu kami masuk dan mencari tempat duduk yang enakkeun. Dan kami duduk dibangku paling belakang.

Saya dengan Agus mulai berbincang-bincang, ngobrolin cewek-cewek idaman kami masing-masing.
Agus: “Kamu udah mulai kenalan belum sama si Puji?”

Gunawan: “Belum, Gus. Kamu udah, kenalan sama si Sri?”

Agus: “Belum, Gun, aku takut kalo mau ngajak kenalan cewek, takutnya bakal ada hal yang tidak diinginkan terjadi.”

Gunawan: “Hahaha, kamu mah gitu-gitu teuing. Ehh, iya ketang, sama aku juga takut kaya gitu Gus :(“

Agus: “Euh kamu mah, biarin lah belum kenalan juga, nanti juga kita bakal saling kenal sama semua temen disini, lagian kan kita satu kelas pastinya bakal saling kenal.”

Gunawan: “Iya, Gus, bener juga tuh.”

Lalu tiba-tiba datang lah Puji dengan Sri berjalan berbarengan. Masuk ke kelas pun berbarengan hingga pada saat di lawang panto, mereka meneut tersendat tidak bisa masuk.

Puji: “Ihh kamu, aku dulu dong yang masuk!”

Sri: “Ehh, kamu mah. Yaudah sok aku dulu yang masuk, ehh kamu dulu sok yang masuk!”

Aku sama Agus mendengar percakapan mereka, ternyata mereka reseup hereuy juga, sama seperti saya dengan Agus. 

Agus: “Hahaha, kamu mah, masih pagi udah pada parasea gitu.” Agus berkata pada Sri dengan lagak sok akrab.

Sri: “Heem nih, si Puji dasar tuh, heuras babatok na teh :(“

Lalu aku pun ikut nimbrung di antara percakapan Agus dengan Sri.

Gunawan: “Hahaha, kalian mah saruana. Masih pagi hey ulah parasea, hahaha.”

Puji dan Sri tertawa. Menertawakan kegilaan mereka sendiri.

Hingga pada akhirnya, tanpa di sengaja kami menjadi akrab dan mulai saling kenal dengan Sri dan Puji. Kami mulai berani untuk mengobrol dan berbincang. Apapun diobrolin, biasalah orang yang baru punya temen baru suka gitu.

Rencana aku sama Agus berhasil, sekarang aku udah mulai kenal sama Puji, Agus juga udah mulai kenal sama Sri. Tidak ada lagi canggung di antara kami.

*** 

Karena setiap hari bertemu, yaiyalah satu kelas. Rasa ini semakin tidak terbendung. Setelah hampir 10 bulan kami bersama di kelas 1 SMK, saya memutuskan untuk mengungkapkan perasaan ini pada Puji.

Agus juga berencana bakal ngungkapin perasaannya pada Sri, yang udah lama Agus pendam. Semakin dipendam semakin sakit rasanya.

10 Bulan bukan waktu yang singkat. Waktu sekolah, kami jadikan menjadi waktu untuk PDKT. Kami meluangkan waktu istirahat untuk bersama pujaan hati kami masing-masing.

Perempuan yang waktu dulu aku obrolin sama Agus, ternyata sudah sedekat ini. Begitu juga perempuan yang waktu dulu Agus ceritakan pada saya, sekarang sudah dekat dengan Agus. 

Kami begitu senang, ketika waktu pengungkapan perasaan akan segera dimulai. Tepatnya setelah bel pulang.

Gunawan: “Gimana, Gus? Hari ini kamu mau ngungkapin perasaan juga, kan, sama Sri?”

Agus: “Iya dong, Gun, kamu juga, kan?”

Gunawan: “Iya dong.”

Aku dengan Agus sudah sepakat untuk nembak bareng. Kita gatau lokasinya mau dimana, yang jelas kami semua sudah membuat rencana yang bagus.

Pertama, kami ajak pulang bareng. Lalu setelah waktu dan situasi sudah tepat, itu lah saat kami mengungkapkan perasaan kami pada sang pujaan hati.

Pada sedang berjalan, tiba-tiba Agus berhenti.

Sri: “Kok kamu berhenti, Gus?”

Agus: “Emm, Sri, ada yang mau aku omongin sama kamu.”

Sri: “Apaan, Gus?”

Agus: “Aku sebenernya suka sama kamu, kamu mau gk jadian sama aku?”

Sri tiba-tiba terdiam kaget, tidak menyangka Agus bakal nembak dia dengan cara seperti ini. Dan di waktu bersamaan, aku pun langsung mengikuti cara Agus.

Gunawan: “Puji, aku juga sebenernya udah lama suka sama kamu, kamu mau gk jadian sama aku?”

Puji juga terdiam, lalu menoleh pada Sri. Mereka seperti merundingkan sebuah rencana untuk memberikan jawaban terbaiknya pada kami.

Lalu, setelah sekitar 5 menit aku dan Agus di pelak, akhirnya Puji dan Sri mulai berbicara – memberikan sebuah jawaban.

Puji: “Gun, aku gaberani ngasih jawaban sekarang.”

Gunawan: “Terus, kamu bakal ngasih jawaban sama aku kapan?”

Puji: “Nanti aku kabarin kamu lewat sms atau telepon, gimana jawaban aku, ya.”

Perasaan aku udah gaenak nih, kalau dapet jawaban kayak gini dari gebetan. Tapi positif thinking aja, mungkin Puji juga harus memperhitungkan semuanya untuk bisa menerima aku.

Dan Sri juga memberikan jawaban seperti itu kepada Agus. Dan setelah kejadian itu, Puji dan Sri memilih untuk pulang duluan, dengan meninggalkan kami yang masih bengong – penasaran dengan jawaban cinta dia.

Gunawan: “Gimana, nih, Gus? Kayanya aku ga yakin deh, bakal dapetin Puji.”

Agus: “Aku juga gatau, Gun, aku juga ga yakin bisa jadian sama Sri.”

Gunawan: “Kita tunggu aja nanti, positif thinking aja. Sekarang mah hayu kita pulang lah.”

Agus: “Iya ketang, mening sekarang mah kita pulang dulu aja.”

Kami berdua langsung bergegas pulang menuju rumah masing-masing.

*** 

Setelah sekitar pukul 19.00, aku masih aja belum dapet SMS maupun telepon dari Puji. Mungkin Puji bingung untuk memberikan jawaban kepada aku, antara diterima atau ditolak, semuanya mengambang di langit-langit hati :(

Malam itu, aku galau berat. Agus sudah nge-sms-in saya sejak jam 17.00.

“Gimana, Gun, kamu udah dapet sms dari Puji?”

“Belum, Gus, kamu udah dapet sms juga dari Sri?”

“Belum, Gun, aku takut bakal ditolak.”

Agus begitu cemas, dia takut cinta nya ditolak oleh Sri. Begitu juga dengan perasaan saya, lebih cemas dari Agus mungkin. 

Saya juga berfikir, jika saya ditolak oleh Puji, bagaimana situasi besok dikelas? Mungkin tidak akan seindah kemarin – sebelum aku mengungkapkan perasaan ini pada Puji.

Pasti bakal banyak yang berubah – Berteman tapi saling menjaga hati dan gengsi.

Sekitar pukul 20.00, aku mulai dapet SMS dari Puji.

“Maaf ya, Gun, bukannya aku gamau pacaran sama kamu, tapi aku udah lebih nyaman temenan sama kamu. Kamu jangan benci ya, sama aku. Aku takut kamu bakal benci dan ngelupain aku soalnya aku ga terima cinta kamu. Maaf, ya, Gun.”

Dan dugaan aku ternyata benar, Puji memang tidak menerima cinta aku. Dia menolak begitu saja. Setelah saya membaca SMS dari Puji, Agus langsung nge-SMS aku.

Agus: “Gun, ternyata aku ga diterima sama Sri!”

Gunawan: “Hah? Yang bener, Gus? Aku juga ga diterima sama Puji!”

Agus: “Ohh my god, ohh my wow! Gaswat, Gun.”

Aku bingung, besok aku harus bersikap gimana? Semangat belajar dan semangat sekolah pun pudar begitu saja, seolah-olah besok tidak ingin pergi ke sekolah.

Gimana besok aku menanggapi semua persoalan ini? Aku dan Agus kebingungan, besok kami harus bagaimana? – menanggapi masalah ini bagaimana?

Teman-teman juga pasti bakal mengolok kami – orang yang gagal dalam hal cinta. 

Perjuangan aku dengan Agus terasa sia-sia, tapi mau gimana lagi. Kalo emang Puji ga suka sama aku, dan Sri ga suka sama Agus, kami bisa apa?

*** 

Keesokan harinya, aku dan Agus datang berbarengan ke kelas. Lalu duduk dan hening. Tidak ada percakapan diantara aku dan Agus. Kami berdua terdiam, seolah terjadi sebuah masalah besar.

Aku melihat, teman-temannya Puji dan Sri seolah-olah bahagia melihat aku dan Agus telah ditolak oleh mereka (Puji dan Sri).

Dalam hati; Agak aneh juga, kenapa temen-temennya Puji sama Sri bahagia, ngeliat aku kayak gini?. 

Kayaknya mereka ngedukung deh, kalau aku itu ga pantes buat Puji.

Tiba-tiba saja, temen-temennya Puji yang cewek-cewek jadi pada cuek dan judes sama aku dan Agus. Kenapa? Kalian kenapa?

“Aku Benci Kamu,” kata-kata itu yang harusnya lebih cocok buat nolak aku. Puji, kamu harusnya jujur aja kalau kamu gasuka sama aku. 

Mungkin dengan kata-kata, “Aku Benci Kamu,” itu udah jujur banget, dan cukup nyakitin perasaan aku saat ini.

Sekarang, aku dan Agus jadi murid yang paling pendiam versi On the spot :( setelah kejadian itu.

Semangat belajar dan semangat sekolah kami hilang begitu saja. Pada jam istirahat pun kami lebih memilih untuk diam dikelas, dan memperbanyak bermain game di HP.

Puji benci pada ku, begitu juga teman-temannya. Sri juga benci pada Agus, begitu juga teman-temannya.

Sudah tidak ada lagi percakapan di antara aku dengan Puji, dan aku harus segera memulai melupakan Puji agar tidak terjebak dalam masalah ini terus.

*** 

Punya pendapat tentang cerita ini?

Atau kamu punya cerita yang persis seperti cerita ini?

Ayo kirimin cerita kamu ke email: rikiarya60@gmail.com ,, kamu berkesempatan mendepatkan hadiah dari saya sebagai penulis, berupa pulsa!

Kirimin pendapat kamu, bagi kamu yang mempunyai pendapat menarik. 

Kalau kamu punya cerita, mau cerita karangan atau pengalaman hidup (dengan menyamarkan nama, tempat, dll.) bisa di kirim ke email saya, nanti akan saya posting di blog ini, di postingan selanjutnya!

Mari kita berkarya dengan bercerita!

Ayo buruan, jangan sampai ketinggalan!

Event ini berlaku dari tanggal 10 Juli 2016 s.d 31 Desember 2016. Pendapat kamu yang paling menarik, atau cerita kamu yang paling menarik akan mendapat hadiah dan akan saya posting atau akan saya umumkan di postingan yang akan datang. Cusss!

----------TERIMA KASIH YANG SUDAH BERPARTISIPASI----------