Bukan Waktunya



KHIEBLOG (KHIE GOBLOG akan selalu Goblog sampai pada waktunya)

Sore itu, aku harus menemui Annisa, mungkin untuk yang terakhir kalinya.

Motor ku sudah siap dan aku juga membawa gitar, untuk jaga-jaga kalau kehabisan kata-kata.

Tepat setelah Adzan Ashar, aku langsung berangkat menuju rumahnya, tanpa mengkonfirmasi dulu kepada Annisa, biarlah ini menjadi kejutan.

Sepanjang perjalanan, aku terus memikirkan, apa yang harus aku bicarakan kepada Annisa? Apa yang akan terjadi jika Annisa tidak mau menemuiku?

30 menit perjalanan, akhirnya aku sampai disebuah warung dekat rumah Annisa. Aku menunggu sebentar disana, dan aku memutuskan untuk menghubungi Annisa saja.

Aku coba SMS, kemudian aku coba Misscall. Dengan rasa penasaran yang tinggi, aku pun beranikan diri untuk menelponnya.

Tetapi.

"Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan."

Sial!

Aku coba chat lewat BBM dan WhatssApp, tapi tetap tidak terkirim. Apakah kontak ku sudah di blacklist oleh Annisa?

***
1 Minggu yang lalu, perpisahan disekolah dilaksanakan. Aku berniat untuk mengungkapkan perasaan ini kepada Annisa.

Tapi rasa ragu ini tak bisa dikalahkan. Aku pun jadi gelisah, apa yang harus aku lakukan?

Annisa mendekat kehadapanku, aku sudah menyusun rencana dengan singkat.

Tapi ketika Annisa sudah berada dihadapanku, aku benar-benar kehilangan kata-kata.

"Maaf, ya, selama ini kalau aku punya salah." Annisa melontarkan permintaan maaf nya selama ini sambil berjabat tangan denganku.

"Iya, aku juga minta maaf ya, Nisa." Selesai.

Kemudian Annisa pergi dan melanjutkan 'maaf-maafan' dengan teman-teman yang lain.

Aku benar-benar kehilangan kata-kata ketika berhadapan dengan Annisa. Mungkin, inilah caraku mencintaimu, tak seperti orang lain.

***
Inilah kenapa sekarang aku berada disini, menyusuri jalan ini, untuk menuju rumahmu. Hanya ingin menyampaikan perasaan ini untuk yang terakhir kalinya.

Perasaan ini terus mengganjal, semoga setelah aku ungkapkan, semuanya menjadi baik-baik saja, dan aku bisa menjalani hidup dengan tenang.

Setelah aku menunggu jawaban dari Annisa, sudah hampir 1 jam belum juga ada jawaban. Aku pun pulang dengan kecewa.

"Gimana kalo nanti, aku ngga bisa ketemu lagi sama Annisa?" Aku khawatir.

"Gimana kalo nanti, Annisa tiba-tiba memberikan ku undangan pernikahan? Sedangkan perasaan ini belum juga tersampaikan kepada Annisa?" Aku semakin khawatir.

Tapi itu kejauhan.

***
Sekitar pukul 8 malam, WhatsApp ku terkirim kepada Annisa. Kemudian tanda ceklis dua pun berubah menjadi warna biru. Annisa sudah membaca pesanku.

Kemudian dia membalas.

Annisa: "20.05: Tadi ada apa, Ki?"

Aku: " "20.06: Tadi aku mau ketemu sama kamu, tapi nomor kamu kok ngga aktif."

Annisa: "20.13: Oiya, tadi hp aku nya mati, sekarang baru nyala lagi. Emang ada apa?"

Aku: "20.14: Engga ada apa-apa, hehe. Oiya, ikut SBMPTN ngga, Nis?"

Annisa: "20.23: Engga. Tapi aku udah keterima di Universitas yang aku mau, soalnya aku kan dapet nilai tertinggi."

Aku: "20.24: Ohh pantesan waktu itu kamu dipanggil kedepan ya, hehe. Hebat! Coba aja waktu UN kemarin aku nyontek ke kamu. Hahaha."

Annisa: "20.29: Hahaha, aku juga ngejawab nya ngasal, tapi jol gede weh. Mungkin rahasia Allah."

Aku: "20.30: Iya bener, mimilikan lah nilai UN mah. Ai ijajah kapan cenah, Nis?"

Annisa: "20.39: Gatau, katanya mah bulan September."

Aku: "20.40: Edass, lama kenehh. Oiya, Nis. Selamat nya udah keterima di Universitas yang kamu mau. Semoga sukses lah nya :)"

Annisa: "20.57: Alhamdulillah, aamiinn."

Aku: "20.58: Aamiinn, tapi ulah hilap oge ka abi nya. Hahaha."

Annisa: "21.11: Enya moal atuhh, temen-temen abi mah pasti moal hilap abi ge."

Aku sudah mulai kehabisan kata-kata. Mungkin ini waktunya.

Aku: "21.14: Nis, aku mau ngomong sama kamu. Boleh?"

Annisa tidak membalas nya.

Aku: "21.17: Nis?"

Aku: "21.21: Annisa? Jangan marah atuh."

Aku: "21.27: Gapapa, terlanjur kamu marah sama aku, terlanjur kamu benci sama aku, aku mau bilang kalau aku sebenernya masih suka sama kamu, masih sayang, kalau ngga di bilangin sama kamu tuh rasanya ngeganjel banget, duhh. Maaf ya, Nis, keluar dari topik."

Annisa: "22.23: Ngga akan atuh, kalem aja."

Annisa: "22.24: Ohhiyaa, ngga apa-apa kalau suka mah, soalnya kan ngga bisa di engga-engga kan, ya? Tapi mau gimana, aku lagi gamau mikirin hal kayak gitu, maaf ya, Ki, tenang aja aku ngga bakal marah kok sama kamu, tapi, maaf banget."

Aku: "22.30: Hehe, iya, Nis, memang perasaan mah ngga bisa di engga-engga. Datangnya bener-bener tiba-tiba gitu. Dari kelas satu loh ini, dari pertama aku ketemu sama kamu. Ngga apa-apa lah, Nis, yang penting kamu udah tau aja tentang perasaan aku selama ini. Maaf ya, Nis, aku jadi curhat gini."

Annisa: "22.34: Iyaa iyaa, aku juga ngerti kok, Ki. Hahaha, kenapa kamu bisa suka sama aku, suka apanya? Hahaha, ngga apa-apa, tenang aja."

Aku: "22.38: Ngga tau, pokoknya Annisa tuh berbeda lah dimata aku mah, mau ngungkapin kayak gini juga waktu itu mah asa gimana gitu. Takutnya kamu marah, makanya aku simpen aja perasaan ini sampai sekarang. Hahaha. Terus, kalau aku ketemu sama Annisa juga kadang suka salting sendiri, entah kenapa. Hahaha. Dan juga suka kepikiran terus apalagi kalau mau tidur, hahaha."

Annisa: "22.56: Hahaha, iyaa beda atuh, aku mah anak mamah dan bapa aku, orang lain mah anak orang lain. Uyuhan ihh dari kelas satu, aku juga pernah suka sama orang tapi waktu kelas 2 aja, ngga selama itu ihh, semoga cepet mupon ya dari aku dan bisa dapet yang lebih dari aku."

Aku: "23.00: Hahaha, iya makanya Annisa mah bedaaa. Tapi aku gini, Nis, kalau udah suka ya sukaa, susah mupon nya, apalagi sama kamu mah, kayaknya aku ngga bakal bisa mupon. Hahaha."

Annisa: "23.57: Hahaha, pasti nanti mah seiring berjalan nya waktu, kamu pasti bisa mupon dari aku."

Aku: "00.00: Tapi untuk sekarang, aku bakalan ngga bisa mupon, Nis."

Kemudian percakapan pun berakhir, mungkin Annisa sudah tertidur. 

Lihat rentang waktu yang terjadi di antara percakapan kita. Memang berjuang itu tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Tapi pikiran dan hati ku saat itu langsung plong, dan aku bisa menjalani hari-hari dengan tenang.

Aku pun bisa tertidur pulas malam ini, semoga aku bisa memimpikan kamu untuk yang terakhir kalinya.

***
Saya penulis baper pamit, cusss *khie757