Pengurus Osis Kilat

Gambar ini buatan aing, artefak 3928476373 tahun yang lalu :(

KHIEBLOG (KHIE GOBLOG: akan selalu Goblog sampai pada waktunya.)

Kelas 8 tiba, aku masuk ke kelas favorit (menurut guru dan orangtua mah) karena aku berada di kelas A. Anying.

Di kelas 8, aku bertemu dengan kawan-kawan baru, percampuran dari kelas 7 A sampai F. Kemudian dipilihan, mana yang terbaik yang cocok untuk berada di kelas 8A.

Tapi aku heran, kenapa aku bisa berada di kelas 8A? Padahal aku kan goblog, tolol dan belegug. 5+7 juga aku mikir 14 hari.

Apapun yang telah ditentukan, aku harus menerima nya. Semoga berada dikelas favorit ini, aku bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Dan ketika menyelesaikan soal 5+7 pun, bisa aku kerjakan 2 hari lah minimal.

Tapi aku senang, bisa berkenalan dengan mereka. Dan disini teman-teman ku baik-baik. Saking baik nya, ketika kenalan dengan ku, si eta langsung mencetan suku jeung pundak aku. Atuh jadi geunah ka aku na.

Tapi pas terakhirna, si eta langsung nagih, 'cebaneun' katanya, sambil namprak. Gablag!

Di hari pertama aku duduk di bangku kelas 8, aku kenal dengan Gugum, dia berasal dari kelas 7E.

Banyak hal yang kami ceritakan waktu itu, lolobana si Gugum yang bercerita sih. Aku lebih banyak mendengarkan. Ketika aku mendapat jatah untuk bercerita, aku bingung rek nyarita naon. Karena aku tidak pernah main, aku hanya menghabiskan waktu untuk berdiam diri dirumah. Aku tak punya pengalaman.

Ternyata orang nya seru juga, cocok yeuh urang berteman jeung si Gugum. Sifatna meching lah jeung urang.

***
Baru saja 1 minggu, aku dikenalkan dengan teman sekelasnya semasa kelas 7 dulu. Namanya Dani.

Dani ini adalah teman dekatnya si Gugum, dia mencoba untuk mengenalkan ku dengan Dani. Semoga aku juga bisa meching berteman sama si Dani. 

Keliatannya sih rada songong, tapi bismillah aja, semoga dia baik. Aku ngga mau lagi temenan sama barudak benclung, yang bisa menghancurkan jati diri ku untuk menjadi lebih baik :(

Setelah aku kenal dengan si Dani, tiba-tiba aku diajak untuk masuk OSIS. Si Dani sama si Gugum emang udah merencanakan ini sejak kelas 7 dulu, tapi belum kesampaian.

Sekarang, mereka berniat lagi untuk masuk OSIS, ngangajak urang deuih! Aduhh anjirr, soak tau ga kalo ngedenger osis teh. Soalnya aku pernah mengalami pengalaman yang kelam ketika berhadapan dengan osis.

Waktu kelas 7, aku menggunakan kaos kaki hitam. Yaa, aku ngga tau kalau kaos kaki hitam ngga boleh dipake ke sekolah. Soalnya awal-awal masuk sekolah, aku ngeliat orang lain juga banyak yang pake kaos kaki hitam.

Waktu itu lagi ada razia, tiba-tiba orang lain yang pake kaos kaki hitampun tidak terlihat begitu saja. Mungkin mereka sudah tahu kalau hari ini ada razia. 

Aku terkena bentak-bentak oleh anggota OSIS yang bertugas untuk merazia siswa yang tidak sesuai aturan.

Akhirnya, kaos kaki ku pun dirampas. Aku tak bisa mengelak dan memberikan alasan. Aku hanya terdiam tunduk sambil melepaskan kaos kaki ini dengan perlahan.

Untungnya aku masih dikasih kesempatan dan kaos kaki ku pun bisa diambil lagi dengan selamat. Mereka masih memaklumi anak kelas 7 karena mungkin ada yang belum tau peraturan di sekolah baru ini.

Dan ayeuna, si Gugum sama Dani ngajak urang asup Organisasi kos kieu? Aduh kabayang urang kudu nyarekan adik kelas. 

Nu aya, urang bakal cicing dan melihat para pelanggar masuk gerbang dengan bebas. Karena adik kelas ayeunamah bengeut na gararang, ngaleuwihan kakak kelas na. Gablag!

"Kumaha, erek moal?" Dani bertanya kepadaku sekali lagi, sambil mendorong pundakku.

Lamunan ku langsung buyar dan pikiranku langsung kembali ke kelas.

"Euhh, hmmmm, ahhh, ihhh, ulaahh ayeuna atuh."

"Irahaa?"

"Kaleum, urang kudu mikir-mikir heula."

Setelah aku pulang, aku langsung bertapa 7 hari 8 malam untuk menentukan pilihan yang sulit ini, lebih dari sulitnya ujian cinta.

Setelah bertapa selesai, aku mendapatkan jawaban yang akan aku tanggung semua konsekuensinya.

Aku memutuskan untuk ikut kedalam organisasi OSIS ini.

Besoknya aku bertemu dengan Gugum dan Dani.

Dani: "Kumaha? Jadi teu maneh?"

Gugum: "Urang mah hayu, hayang ngaospek barudak kelas 7 na lah aing mah."

Aku terdiam.

Dani: "Ai maneh kumaha, jurig?"

Aku: "Goblog! Aing lain jurig! Urang ge hayu lah, tapi urang lemah kieu euy."

Dani: "Keun bae atuh aisia goblog, setan, iblis, jin, bagong, bangsat!"

Anjir! Urang diperekpek, aku hanya bisa terdiam sambil tertunduk. Kabayang lamun engke urang ditugaskan untuk merazia barudak yang melanggar aturan sakola, terus urang dikitukeun ku siswa, anjirrr kabayang aing langsung ngejeungkang harita keneh kemudian mulut berbusa seketika.

***
Kami bertiga berjalan menuju ruang osis untuk mendaftarkan diri. Tangan dan kaki sudah gemetar, tak bisa kutahan. Ketika mengisi formulir pun, aku terus gemeteran.

Setelah mengisi formulir, kami semua sudah resmi menjadi anggota OSIS, tapi belum bisa menjalankan tugas karena ada beberapa hal yang harus kami laksanakan, salah satunya adalah LDKS (Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa).

LDKS ini akan dilaksanakan bulan depan, waktu pelaksanaannya 2 hari 1 malam.

Anjirrr, kabayang 2 hari 1 malam akan terasa lama. Pasti bakal terasa lama anjirr.

Ada beberapa hal yang harus kami persiapkan, seperti makanan, pakaian, perlengkapan untuk pos to pos dan lain sebagainya.

Langsung skippp menuju Acara LDKS.

***
Sabtu pagi, tepatnya pukul 7, aku sudah berada di rumah Dani sambil menunggu Gugum datang. Pakaian sudah lengkap dengan menggunakan celana PDL. Tas pun penuh dengan membawa perlengkapan makan dan peralatan yang kami butuhkan.

15 menit kemudian, Gugum datang sambil menggendong tas yang menggembung, mungkin si Gugum ngahamilan eta kantong. Bahaya.

Dani: "Lamaa, anying!"

Gugum: "Da beurat atuh, anying!"

Aku: "Geus hayuu urang geura kasakola goblog, bisi teulat!"

Kami bertiga pun berjalan layak seorang kakek-kakek, sambil membungkukan badan karena beban dari tas yang menggembung ini.

10 menit perjalanan, akhirnya kita sampai di sekolah. Tepat pukul 8, kami berkumpul di lapangan sekolah untuk berdoa bersama, agar acara LDKS ini berjalan lancar.

Setelah doa bersama selesai, kami mengeluarkan satu persatu barang bawaan yang ada di tas kami. Untuk dicek oleh panitia.

Dari jam 8 sampai jam 10, kami mengikuti beberapa rangkaian acara. Ada uucingan, terus heheureuyan gitu, dan beberapa permainan lagi.

Jam segini kita masih bisa seseurian, tapi nanti sore menjelang malam, dan malam menjelang pagi. Nyawa urang geus mulai terancam.

***
Tidak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore, nyawa kami semua sudah mulai terancam. 

Kami beristirahat sejenak untuk membersihkan diri yang penuh dengan debu dan tanah.

Lalu kami menunaikan ibadah sholat Maghrib berjamaah. Badan udah lesu banget anjir, udah ngga kuat lagi untuk beraktifitas ini mah.

Dari Maghrib sampai Isya, kami mengikuti rangkaian acara tausyah kitu lah. Sampai waktu Isya tiba, kami sholat Isya berjamaah.

Kemudian, kami kembali ke kelas untuk makan malam.

Tah ieu, mulai kasiksa anjir, makan malam kudu habis dalam waktu 5 menit. Ai ngalas di pangalaskeun ku panitia, satambruan goblog.

Aku, yang makan dirumah aja bisa ngabisin waktu 10 - 15 menit. Ini harus 5 menit, gablag teu kira-kira.

Setelah waktu 5 menit habis, makanan teh ada yang habis ada yang ngga tapi tidak apa-apa, mereka mentoleransi. Tapi, perlakuan sadis terjadi lagi.

Kami disuruh minum dari baskom besar, yang rasanya agak hambar, warna putih pekat seperti air cucian beras. Mau tidak mau, kami harus meminumnya.

kira-kira ada 3 gelas air yang dimasukkan kedalam baskom itu. Yang harus cukup untuk 30 orang.

Bayangkeun ku sia, aing dahar satambruan, nginum saeutik, na tikoro teh melag anying! Demi aloh melag.

Berhubung karek 9 orang cai geus beak. Akhirnya kami dihukum kabeh, karunya nu can nginum sih. Aku mah udah nginum walau saeutik ge.

4 kuliling lapang langsung kami dapatkan, kudu beres dalam waktu 4 menit.

"Kaduhung aing asup OSIS goblog." Ujarku dalam hati, geus teu kuat aing.


***
Setelah penderitaan itu selesai, kami akhirnya diberi minum akua gelas satu persatu. Alhamdulillah, mereka dibukakan mata hati nya.

Jam 10, kami harus sudah tidur semua, katanya nanti tengah malam kita harus sudah bangun lagi untuk mengikuti kegiatan yang paling tegang. Post to Post.

Boraah rek sare, nu aya mah cicirihilan weh jeung barudak. Aku tuh ngga bisa sare kalo situasi seperti ini.

Perasaan baru sebentar da, paling baru 30 menitan. Kami langsung dibangunkan oleh panitia-panitia goblog itu.

"Prriiiittt. Prrriiiitttt." Suara piriwit di tiup untuk ke sekian kalinya.

"Kumpul. Kumpul dilapang sekarang. Dalam waktu 10, 9, 8." Suara teriakan seseorang menggunakan TOA, sambil menghitung mundur.

Gablag, aku, Gugum dan Dani soak tak terbendung. Kami lari terbirit-birit dari dalam kelas menuju lapang.

Akhirnya, kami berkumpul dengan selamat. Aku, Gugum dan Dani berbeda kelompok. Barisan nya pun berbeda.

"Sekarang kelompok 1, terus diikuti kelompok 2, terus kelompok 3, dan seterusnya, jaraknya jangan terlalu berjauhan."

Aku yang ada di kelompok 3, soak nya tidak terkira.

Kami akhirnya berjalan menyusuri jalan yang mulai sepi lalu-lalang kendaraan, orang-orang juga sudah pulas tertidur.

Tepatnya jam 11, kami sudah sampai di sebuah makam yang lumayan besar, terdengar seok-seok suara pohon beringin tertiup angin. Merinding tak terbendung.

Kami diberi arahan, "Kamu, satu persatu jalan dari sini kesana, nanti disana ada post pertama, kalau ada yang nanya Bulan, kamu jawab Bintang. Kalau ngga ada yang nanya berarti kamu tersesat."

Kami pun satu persatu berjalan menyusuri jalan yang gelap, hanya diterangi oleh cahaya bulan yang benderang.

Ngga kerasa, kini saat nya giliranku untuk berjalan. Aku tegang, aku melihat didepan sana ada cahaya senter gemerlap, mungkin itu lah post pertama.

"Bulan!"

"Bintang!"

Setelah aku menjawab, ada 2 orang panitia yang berada di post 1, kemudian dia bertanya.

"Kamu berani ngga, nyusurin makam ini?"

"Emmm, berani!"

"Yaudah, sini, senter kamu kaka ambil. Sekarang, kamu jalan ikutin tali merah ini."

Anjir, senter aing di cokot, dan aku harus mengikuti tali ini. Aku juga ngga tau itu tali warna apa, ceuk aing mah hideung weh da poek teu kadeleu.

Aku sengaja berjalan agak jauh dari post 1, kemudian menunggu teman-teman kelompok ku yang lain, agar kami berjalan bersamaan.

Aku ikutin tali ini, kok agak aneh ya, arah talinya ke arah kuburan, masa iya aku harus nginjek nih kuburan?

Tiba lah kami di post 2.

"Bulan!"

"Bintang!" Kami jawab serentak.

"Kalian, tolong nyalakan lilin yang ada disana."

"Lilin nya dimana, ka?"

"Cari aja disana!"

Padahal disana tidak disediakan korek api, yang kami temukan hanyalah lilin. Kami hanya meraba-raba saja, tak bisa melihat dengan baik karena suasana disini sangat gelap gulita.

"Sudah belum?"

"Ngga ada koreknya kak."

"Kamu! Disuruh gitu aja ngga bisa."

Semuanya mungkin sudah disetting agar kita dimarahi.

Keluarlah para kaka-kaka kelas ini, berjumlah 2 orang. Kemudian menghukum kami.

"Kamu, satu persatu jalan ke arah sana. Ikutin jalan ini."

Kami pun lansung tegap grak, dan bubar maju jalan satu persatu. 

Aku, giliran terakhir untuk berjalan ke arah sana. Teman-teman kelompokku ternyata menunggu ku didepan.

Setelah hampir sampai di post ke 3, kami dikagetkan dengan kehadiran buto ijo, awak na gendut, hideung, nyumput di nu poek, sambil membawa air dan menyiramkannya kearah kami.

"Goblog, eta anjing, eta goblog, eta setan." Teman-teman rareuwas.

Tapi siram man yang dilancarkan oleh si goblog buto ijo tidak kena. Tolol nya dirimu, tong.

Kami menuju post 3, aku melihat kelompok 1 dan 2 sudah mulai dibentak-bentak dan di caci maki, ada juga yang disuruh untuk nyebur ke kolam ikan yang kotor dan keruh.

"Heh! Kamu! Main masuk-masuk aja, ngga sopan banget."

Ketua kelompokku langsung menyuruh kami mundur lagi dan meminta izin sama kakak kelas yang ada di post 3.

"Assalamualaikum, ka, kami izin bergabung untuk masuk di post 3."

"Ya, silahkan."

Goblog, tiba-tiba langsung baik begitu saja. Untungnya dia cewek, kalau cowok. Awasss wehh!! Aing teu wani aisia!

Setelah kelompok 1 selesai dibentak dan dicaci maki, kini giliran kelompokku.

Kami dibentak, diberi pertanyaan, di caci maki, dikasih tantangan, diberi kasih sayang.

"Kamu," menunjuk ke arah ku, "apa visi misi kamu jadi anggota osis?"

"Ingin menegakkan kebenaran dan ingin menambah pengalaman juga." Anjing, aing teu kapikiran kudu ngajawab naon. Ngajawab seadanya aja.

"Okey lah, terus gimana sikap kamu kalau ada yang melanggar peraturan di sekolah?"

"Ya, menegur nya dan memarahi nya kalau dia melawan."

"Iya, gimana kamu menegur nya, peragakan!"

Nyantei aja kali gablag, bisi dibaledog ku cangkang cau, ehh iya aku kan ngga berani :(

Aku memperagakan dengan badan yang lemah lunglai, "Kamu, baju nya masukkin!"

"Udah? Gitu aja? Kamu lemess gitu! Lemah! Yang ada kamu malah ditindas sama pelanggar peraturan! Sekarang kamu nyebur ke kolam!"

Anjir aing dititah ancrub ka kolam :(

Tapi dengan sigap, ketua kelompokku yang keturunan batak-sunda, membelaku dengan sigap, hingga kaka kelas panitia itu agak sedikit terdiam dan menyuruhku untuk membatalkan hukuman itu.

Alhamdulillah, kali ini aku selamat.

Bentak-bentak di kelompokku tidak berlangsung lama, di penghujung acara di post 3, kami diberi kasih sayang yaitu diberi minum.

Urang geus curiga, eta pasti lain ciherang.

Kami meminum nya satu gelas secara bersama-sama. Aku hanya minum sedikit, karena aku merasakan ke-asinan yang begitu amat mendalam sampai merasuk kedalam jiwa.

Pangset pisan, jiga na eta panitia hayang kawin. Nyicikeun cai ge kot ka pangset kitu. Gablag.

Nyawa kami selamat, dan kami melanjutkan ke tempat terakhir.

Post-to-post telah selesai, kini kami membersihkan diri di sebuah bak pemandian umum.

Disana, aku bertemu lagi dengan Gugum dan Dani.

Gugum: "Kumaha tadi?"

Dani: "Gablag, edan pisan!"

Aku: "Aing tereh paeh, teu hayang aing mah kikieuan deui!"

Lalu kami kembali ke sekolah dengan selamat, tidak ada yang berkurang, nyawa kami semua selamat.

Mendekati waktu subuh, kami mengikuti acara "ngariung bersama" (pokokna mah kitu lah, urang poho deui ngaranna.)

Badan yang lelah dan kurang tidur, harus mendengarkan cuitan-cuitan dari seorang guru. Dengan suasana kelas yang sunyi dan gelap, hanya diterangi oleh beberapa lilin didepan kami. Membuat mata ini ingin sekali untuk dipejamkan, dan tubuh ini ingin sekali untuk direbahkan.

Banyak diantara teman-temanku yang sudah tertidur, ngaleunyap. Tapi guru yang sedang bercuit-cuit itu tidak menggubris nya, karena dia tau apa yang telah dialami oleh anak-anak osis ini.

Aku pun sempet ngaleunyap hingga terdengar suara adzan Shubuh. Akhirnya acara ini pun selesai kemudian kami bergegas menuju masjid, menunaikan ibadah sholat shubuh.

Setelah itu, kami kembali ke kelas, lalu melanjutkan tidur sampai jam 6 pagi.

Ahh rasanya ingin sekali hari ini berlalu, rasanya lelah banget.

Sebelum pulang, kami melakukan olahraga bersama lalu berdoa bersama. Kemudian membereskan lingkungan sekolah yang kotor. Kemudian pulang.

Aku berpisah dengan Gugum dan Dani.

Aku pulang, sesampainya dirumah, aku membersihkan diri ini kemudian aku makan, nonton dan nyo'o hape sebentar. Kemudian, aku tidur. Karena selama disana aku kurang tidur pisan.

Semoga pengalaman ini bisa menjadikan aku pribadi yang lebih baik lagi.

***
Saya penulis baper pamit, cuss *khie757

Cerita ini adalah kejadian yang sebenarnya, hanya saja di dramatisasi dan orang-orang yang ada dicerita ini disamarkan agar tidak dikenali.