Sewaktu di Kebon Teh
KHIEBLOG (KHIE GOBLOG akan selalu Goblog sampai pada waktunya)
Siang itu, Dani mendatangi kelas ku dengan gerak-gerik yang aneh.
"Kuurang buka siah, mata batin maneh!"
Sontak bulu kudukku merinding dan memukul pelan pundaknya.
"Gelo siah! Emang maneh bisa?"
Aku sih percaya ngga percaya sama kelakuan si Dani ini. Karena akhir-akhir ini dia sering bertingkah aneh.
Aku dengan teman dekatku, Gugum, juga heran, apa yang terjadi pada si Dani? Apakah kepala dia habis tertimpa kelapa?
***
Sore pun tiba, bel pulang sekolah pun berbunyi. Seperti biasa, aku, Dani dan Gugum selalu pulang bareng.
Tapi sekarang, Dani sudah memiliki teman yang 'satu pemahaman' dengan dia, yang sama-sama mengerti dengan hal-hal goib.
Namanya adalah Rehan.
Kini kami berjalan berempat. Aku, Gugum, Dani dan Rehan.
Aku heran, si Dani dan si Rehan lagi ngobrolin tentang pengawal pribadi 'ghoib' miliknya.
Rehan: "Dan, kalo kamu pengen terus dijagain sama pengawal pribadi ghoib kamu, kamu harus ngelakuin ritual."
Dani: "Ritual apa?"
Rehan: "Kalo kamu, aku gatau. Tapi kalo aku, sih, biasanya suka nyendeut rokok 2 batang terus simpen aja di atas pohon. Soalnya pengawal pribadi ghoib aku suka banget sama rokok."
Dani: "Wahhiya?"
Rehan: "Iya, terus aku juga suka kasih kopi hitam sama bunga melati, simpen aja semuanya diatas pohon."
Dani: "Kalo aku harus ritual kek gimana, ya, Han?"
Rehan: "Coba aja kamu tanya sama pengawal pribadi ghoib kamu."
Mereka seperti dua orang anak kecil yang sedang menghayal tentang 'teman' imajinasi nya.
Aku dan Gugum cuma bisa diem dan terus ngedengerin apa yang mereka bicarakan.
Aku: "Asa aneh juga ya, Gum. Padahal kemarin teh, si Dani masih normal-normal aja, ngga kayak gini."
Gugum: "Da labil si goblog mah, paling isukan juga berubah jadi ngomongin tamiya atau yoyo."
Gablag!
***
Keesokan harinya, aku dan Gugum bertemu lagi disekolah.
Aku: "Tumben, ngga bareng sama si Dani."
Gugum: "Heuuh, tadi disampeur gaada, katanya udah berangkat sama si Rehan."
Aku: "Ohh."
Lalu Gugum bercerita tentang Dani, yang semalam meminta antar kepadanya untuk membeli 2 batang rokok, kopi hitam dan bunga melati.
Gugum: "Anjiirr, urang nganteur na ge asa merinding siah."
Aku: "Terus dikumahakeun eta rokok, kopi jeung kemang melati, teh?"
Gugum: "Teuing, tapi urang ningali gerak-gerik namah, eta rokok teh disendeut terus disimpeun diluhur tangkal buah, diharepeun imah na. Jeung kopi na ge disimpen didinya, terus kembang melati na di awurkeun sakuliling tangkat eta."
Aku: "Anjir, mistis."
Gugum: "Terus si Dani nanya kaurang, 'maneh nyaho teu, urang kikieuan jang naon?' terus urang jawab, 'teuing, emang kunaon kitu?' si Dani ngajawab, 'pengawal pribadi ghoib urang reseup udud jeung kopi hideung, komo di taburi oleh kembang malati mah. Engke tempo kumaneh, rokok ieu bakal beak.'"
Aku: "Terus, maneh nempo teu, eta udud na beak diseseup ku pengawal pribadi ghoib si Dani?"
Gugum: "Urang nempo, tapi sigana lain diseseup ku ghoib eta ceuk urang mah. Soalna urang ngarasa pas kamari teh keur gede angin, matak eta udud beak ge."
Aku: "Hahahaha, goblog anying aisia!"
Konyol juga sih, apa yang dilakukan oleh si Dani semalam.
Dan setelah kejadian itu, kini si Gugum hampir setiap malam mengantar si Dani untuk 'belanja' keperluan 'ghoib' nya itu.
Ya, mau ngga mau si Gugum mengantarnya karena rumah mereka memang berdekatan.
***
Setelah hampir 3 bulan si Dani bertingkah aneh seperti ini. Aku dengan Gugum mencoba untuk mengetes keahlian si Dani yang bisa melihat hal ghoib itu.
Kami mempunyai seorang Indigo yang biasa disebut Kang Saipul. Dia memang mengerti dengan segala hal tentang ghoib.
Kami bercakap-cakap dengan Kang Saipul, lalu menanyakan apa yang harus kami tanyakan kepada teman kami untuk membuktikan kalau dia memang bisa melihat hal-hal ghoib.
Lalu Kang Saipul menyodorkan 2 cincin batu ali. Yang katanya ada 'isian'. Lalu kami diberi tahu, apa yang ada didalam batu ini.
Kang Saipul: "Sok, bawa cincin batu ali ini, terus suruh dia terawang apa yang ada didalamnya."
Gugum: "Emang apa, Kang, yang ada didalam ini?"
Kang Saipul tidak memberi tahu kami apa yang ada didalam batu ini, dia hanya menyuruh kami memberikan dulu batu ini kepada teman kami, lalu jawaban dari mereka disetorkan ke Kang Saipul.
Gugum: "Okeyy, Kang, kami pamit pulang dulu, yah, Assalamualaikum!"
***
Esok hari, Gugum tak lupa dengan hal itu. Dia membawa 2 cincin batu ali yang diberi oleh Kang Saipul ke sekolah.
Aku: "Tanyakeun ayeuna?"
Gugum: "Kaleum, bari nungguan si Rehan. Engke sinah si Rehan jeung si Dani terawang yeuh batu."
Aku: "Cocoks!"
Tak lama kemudian, datang lah Rehan dan Dani.
Gugum: "Han, Dan! Sini!" Sambil gugupayan.
Rehan dan Dani menghampiri kami.
Dani: "Naon atuh?"
Gugum: "Ieu pang nempokeun lah, batu ieu aya naonan? Urang dibere ku aki urang, ceuk aki urang, urang kudu make batu ieu cenah meh naon lah ngaranna teh. Pokonamah pang nempokeun cik, naha urang beut kudu make batu ieu sagala?"
Rehan dengan penuh percaya diri mengambil batu itu.
Gugum: "Ehh, heeuh, ieu hiji deui pangnempokeun oge nya."
Lalu Dani mengambil batu yang satunya.
Rehan: "Ohh, ieu mah emang kudu dipake kumaneh, Gum! Soalna ieu penjaga maneh. Ameh maneh aman-aman waee."
Lalu Dani menimpa.
Dani: "Tah, lamun nu ieu mah, meh maneh memancarkan sinar cahaya, jadi awewe teh terpikat dengan pesonamu."
Lalu Gugum dengan seolah-olah percaya menjawab, "Ohhh, kituuu, paingan aki urang titah make ieu batu."
Setelah itu, Rehan dan Dani pergi menuju kelasnya dan berpamitan kepada kami.
***
Pada saat pulang sekolah, aku dan Gugum kembali kerumah Kang Saipul untuk menyetorkan jawaban yang dikatakan oleh si Rehan dan Dani.
Kang Saipul: "Kumaha? Naon cenah ceuk baturan kamu, teh?"
Gugum memberikan jawaban yang dikatan oleh si Rehan dan Dani kepada Kang Saipul.
Lalu Kang Saipul tertawa amat sangat terbahak-bahak. Sampai matanya mengeluarkan air mata bahagia.
Aku: "Naha beut seuri, kang?"
Kang Saipul: "Babaturan maneh ngabohongan maneh!"
Gugum: "Hah? Maksudna, Kang?"
Kang Saipul: "Yeuhh, na batu ieu mah eweuh nanaonan. Naaa si eta meuni lalawora pisan. So' iyehh pisan. Kuduna bawa kadieu geura, sinah panggih jeung akang!"
Terbukti, ilmu ghoib si Rehan dan Dani adalah waden alias bohong.
Mereka hanya menghayal belaka.
Setelah Kang Saipul menceritakan ciri-ciri orang indigo dan yang bisa melihat hal-hal ghoib. Kini kami tidak mempercayai lagi si Rehan dan Dani bisa meliaht hal ghoib.
Lalu Kang Saipul moyokan lagi si Rehan dan Dani.
Kami tertawa bahagia saat itu, membicarakan ketololan hidup yang mereka lakukan.
***
Saya penulis baper pamit, cussss *khie757
YANG INI UDAH DIBACA BELUM, LUR?
-------------------------------------------------------
Sign up here with your email
Conversion Conversion Emoticon Emoticon