Tertinggal Rombongan Teman-teman

Harita basa Babarengan Jeung si Bueuk :')

KHIEBLOG (KHIE GOBLOG akan selalu Goblog sampai pada waktunya).

Ujian Nasional Sekolah Dasar sebentar lagi akan dilaksanakan. Bu Lina, wali kelas ku mengajak kami untuk berolahraga ke tempat yang jauh dari sekolah.

Bu Lina menggantikan guru olahraga kami yang tidak masuk hari itu, Tio dan Alif mengajak kami untuk olahraga ke tempat yang jauh.

Alif: "Gimana nih, temen-temen? Mau ngga?"

Tio: "Heeum, terakhiran lah, kapan lagi kita kesana?"

Bu Lina: "Ehh Alif, Tio, emangnya jauh ngga tempatnya? Nama tempatnya apa?"

Tio: "Lumayan lah bu, kan sekarang pelajaran juga udah bebas. Kita terakhiran bu. Nama tempatnya, Pakuhaji."

Ya, Pakuhaji. Kalian pasti tahu kan, tempat wisata Pakuhaji?

Kami satu kelas setuju untuk berolahraga kesana, ngabring. 

Pemanasan dulu sebentar dipimpin oleh ketua kelas. Lalu kami berjalan 2 orang secara berbaris.

Aku senang sekali bisa pergi ke Pakuhaji bersama teman-teman satu kelas, lagian aku juga belum pernah pergi kesana.

Bu Lina: "Tio, hari ini Pakuhaji itu buka ngga?"

Tio: "Buka, bu, pasti buka. Tiket masuknya juga murah bu, cuman 2ribu."

Bu Lina semakin semangat, kami juga semakin semangat, ingin segera sampai disana.

Aku dan teman dekatku, Edo, berbincang-bincang santai sambil bercanda.

Perjalanan kurang lebih menempuh waktu 1jam setengah. Karena jalannya naik-turun. Melelahkan juga.

Setelah sampai, Tio langsung melihat kearah pintu masuk. 

Tapi, apa yang terjadi. Ternyata hari itu, area wisata Pakuhaji sedang tutup alias tidak buka!

Bu Lina kecewa, kami kecewa, semuanya kecewa.

Bu Lina: "Yaudah, lah, gapapa. Kita kan jadi tahu, wisata Pakuhaji tuh, disini. Yaudah istirahat dulu aja disini."

Kami semua beristirahat tepat didepan pintu gerbang masuk area wisata ini.

Aku dan Edo sangat kelelahan. Apalagi Budi, dia temanku yang paling gendut. Dia terlihat sangat lesu dan lelah.

   BACA: SELAMAT ULANG TAHUN | KERJA KELOMPOK BARENG DOI | TUTOR NONTON TV DI LAPTOP

Alif: "Bud, kamu keliatannya kayak yang cape gitu. Hahaha."

Teman-teman langsung tertuju kearah Budi.

Budi: "Iya, cape banget anjir! Dasar si Tio! Ngajak olahraga ketempat jauh gini."

Tio: "Yeehh, kamu kan tadi bilang udah setuju! Yaudah kita berangkat!"

Budi: "Kirain ngga sejauh ini, gilaa."

Teman-teman tertawa melihat tingkah si Budi.

Alif: "Gapapa lah, Bud, kapan lagi kita olahraga kesini bareng-bareng satu kelas? Ya, kan?

Bud: "Iya, sih, Lif."

***
Setelah 30 menit kami beristirahat, teman-teman ku sudah mulai berkliaran. Ada yang beli minum, ada yang lari-larian dan ada yang main bola. Mereka sengaja beli bola di warung dekat pintu masuk Pakuhaji.

Tapi, Budi yang tadi sangat kelelahan, dia meminta antar kepadaku, katanya dia mau pipis. Anjir.

Budi: "Hayu, lah, Ki, anter akuu."

Aku ngga mau sendirian juga nganter si Budi, akhirnya aku manggil si Ramdan untuk nemenin aku.

Kami bertiga mencari semak-semak.

Aku dan Ramdan menunggu si Budi mengeluarkan air kencing sialan itu.

Ramdan melihat, teman-temannya sudah berkumpul didepan gerbang tadi. Seperti sedang menunggu sesuatu.

Ramdan: "Ki, tingali anjir! Itu barudak naraek kana kol buntung!"

Aku: "Ahhh, burukeun Bud!!"

Tapi apa daya, kami tertinggal ikut dengan mereka.

Aku: "Kamu lama banget sih! Jadinya kita ketinggalan, nih!"

Budi: "Yaa, maaf, aku juga ngga tau bakal lama kayak gini."

Ramdan: "Yaudah, yuk sekarang kesana."

Ramdan berlari mendahului ku. Dan ternyata, teman-teman kami masih ada disana. Hanya saja para cewek-cewek dan Bu Lina sudah duluan, karena mereka udah ngga kuat katanya.

Ramdan: "Huft, untung aja aku ngga ketinggalan."

Tio: "Emang kenapa?"

Ramdan: "Tadi aku nganter dulu si Budi pipis, lama banget! Takut ketinggalan sama kalian."

Tio: "Euhhh, yaudah sekarang sambil nunggu kol buntung lewat lagi, kita sambil jalan aja, gimana?"

"Setuju!"

Aku, Budi dan Ramdan berjalan didepan. Sedangkan sang ketua kelas Alif dan seksi olahraga si Tio berjalan di paling belakang, bersama teman-teman yang lain, termasuk si Edo, sobat dekatku.

Kami terus saja menyusuri jalan ini bertiga, tidak melihat-lihat kebelakang.

Setelah berjalan agak jauh, kami melihat kebelakang, ternyata teman-temanku sudah naik ke mobil kol buntung yang lewat kemari.

Alif dan Tio tidak memberitahu ku. Sialan!

Semuanya sudah naik ke mobil itu, tinggal kami bertiga.

Ketika mobil itu sudah melaju, Ramdan mencoba untuk memberhentikan mobil itu, karena kami juga masih bagian dari mereka.

Tapi usaha Ramdan gagal. Dia malah dimarahi oleh sopir mobil itu, dan kami bertiga benar-benar ketinggalan rombongan.

Jarak yang harus kami tempuh masih jauh, sekitar 3-5Kilometer lagi. Sedangkan jalanan disini sepi banget, peluang untuk mencari tumpangan pun pupus.

Ramdan: "Brengsek, anjir! Si Tio sama si Alif, masa kita ngga dikasih tau kalau udah ada mobil yang buat kita tumpangin?"

Budi: "Aduhh, Dan, aku udah ngga kuat lagi jalan."

Aku: "Awas aja besok, ketemu disekolah!"

Kami bertiga terus aja ngomel-ngomel.

1 jam perjalanan kami tempuh, dengan langkah yang semakin melambat, dan kaki yang sudah tak kuat lagi untuk berjalan. Akhirnya kami sampai dirumah masing-masing dengan selamat.

Aku yang baru saja tiba dirumah, langsung merebahkan diri di lantai rumah yang dingin.

Sambil ngomel terus dalam hati, kesel. Sambil mengingat lagi kejadian tadi.

Pengalaman ini cukup seru, tapi endingnya, tak seperti yang kuharapkan.

***
Saya penulis baper pamit, cusss *khie757