Motorku Menyimpan Berjuta Kenangan

This is Almarhum my motor, i miss you bueuk :((

Anjir! Kenapa yah akhir-akhir ini postingan aku jadi serius gini? Ngga ada hereuy-hereuy nyah gitu euyy :(

Hampura yah galauers yang aku cintai dan aku banggakan, aku mencoba untuk serius karena main-main itu ternyata menyakitkan :(

***
Kamu tau tidak? Motor yang aku miliki sebelum ini, menyimpan berjuta kenangan yang sulit untuk dilupakan.

Dari mulai aku kesulitan hingga aku bahagia, dialah teman sejati yang selalu ada disampingku ~selain teman-temanku yang bangsat, yang hanya ada di saat aku bahagia saja.

Aku senang memiliki motor ini, walaupun ini pemberian dari om ku, tapi kondisi motor nya masih bagus hanya saja sticker body nya sudah di pilok menjadi hitam pekat.

Dengan beberapa kekurangan, lampu sein belakang tidak menyala, lampu rem, dan spion sudah tidak berfungsi dengan baik (slek).

Aku mencoba merawat dia (baca: bueuk 'burung hantu') dengan sepenuh hati, setiap 2 bulan aku mengganti oli nya dan setiap 4-5 bulan aku mengganti rem nya.

Setiap 6 bulan aku membengkel nya secara keseluruhan, membersihkan busi, saringan mesin dan lain sebagainya.

Cukup banyak uang yang aku keluarkan demi si bueuk, demi dia sehat kembali dan bisa aku naiki.

***
Hari pertama motor ini berada di tanganku, aku hanya bisa memandangi dia dan hanya bisa mengusap-ngusap bagian stang nya. Seolah itu kepala dari si bueuk.

Waktu itu kelas 7 SMP, terlalu dini untuk bisa menaiki nya dan membawa nya keluar dari 'kandang'.

Karena aku sekolah siang, setiap pagi aku hanya bisa memanaskan nya di luar, sambil menggerung-gerungkan mesinnya agar tidak dingin.

Aku belum bisa mengenderai si bueuk, tidak ada guru yang sanggup untuk mengajari ku menumpaki motor.

Setelah 6 bulan aku melakukan kegiatan itu secara rutin (kecuali hari Minggu, aku kadang males melakukannya), akhirnya om ku yang memberi motor ini bersedia mengajarkanku mengenderai motor.

Dari 'kandang', om ku yang membawa motor si bueuk ini hingga menuju tempat yang luas, ~yang aman untuk aku belajar mengendarai si bueuk.

"Yeuh, cing, cobaan! Langsung ti gigi dua nya, om sieun ngajlok, hahaha."

"Heuhhh, sok lah."

Aku memegangi stang, kaki langsung berada di step depan ~kaki kanan bersiap untuk mengerem dan kaki kiri bersiap untuk mengoper gigi.

Yang menahan agar motor ini tidak jatuh adalah om ku, aku tidak teringat bahwa hal yang pertama harus dilakukan adalah menahan motor ini agar tidak jatuh.

"Sok, gass! Lalaunan!"

Aku gas perlahan-lahan, suara motor 'ngeden' terdengar.

Kecepatan sudah mulai menambah hingga 30 km/jam, om ku berujar,

"Sok, over gigi na ka hareup!"

Aku meraba menggunakan kaki sambil melihat kebawah, "Ieu kumaha nincak na?" Ujar ku dalam hati.

"Ulah tungkul!! Fokus ka hareup!" Om ku mulai panik.

Aku pun mencoba mengover gigi, dan berhasil!

Waktu sudah mulai gelap, aku harus pulang dan si bueuk adalah motor pertama yang menjadi saksi ke-goblok-an aku belajar mengendarai motor.

***
1 Tahun sudah aku memiliki si bueuk, tapi aku tidak pernah belajar mengenderai nya lagi karena om ku yang sibuk.

Aku bingung dan sempat putus asa, apakah si bueuk ini lebih baik dijual saja? Dan aku belikan sepeda?

Tapi aku urungkan niat itu, dan aku mencoba menghubungi saudara ku yang lebih tua dari ku. Ya dia udah mahir banget mengendarai motor.

Dia bersedia untuk mengajariku mengendarai motor, tapi di hari Minggu saja.

Dia juga berjanji akan mengajariku setiap seminggu sekali.

Yes, aku bahagia.

Hari Minggu telah tiba, tepatnya jam 1 siang, dibawah panas terik matahari, saudara ku tiba dirumahku.

Dia membantuku mengeluarkan si bueuk dari 'kandang', dan pertama dibawa oleh dia karena keluar dari rumahku harus melalui gang-gang yang sempit.

Setelah melalui gang-gang sempit, disana ada sebuah jalan yang lumayan ramai lalu-lalang kendaraan, tepatnya di jalan perumahan.

"Sok bawa, yeuh."

"Geloo, ieu jalan rame aisia!"

"Keunbae, diajar mah kudu tinu kieu!"

Ternyata, cara mengajar om ku dan saudara ku berbeda jauh, lebih kejam bersama saudaraku, tapi katanya lebih cepet bisa kalau nekat seperti ini.

Aku memberanikan diri membawa si bueuk ditempat ramai ini, bermodal pengalaman 6 bulan yang lalu bersama om ku.

Aku mengendarai langsung dari gigi dua.

"Naon langsung ka gigi dua?"

"Keunbae meh teu ngajlok aisia!"

"Heuh sok atuh, lah, madinya weh!"

Perdebatan itu selalu muncul, tapi akhirnya dia mengalah.

Aku tegang dan tak bisa mengendalikan laju si bueuk, hingga aku menginjak rem belakang sekaligus. Motor ngepot sedikit dan saudaraku kaget hampir pingsan disana.

"Goblog aisia! Ngerem teh lalaunan!"

"Anjing! Reuwas nyeta aing ge!"

Pengalaman yang tak akan ku lupakan.

***
Kelas 8, awal semesteran aku sudah mulai berani membawa si bueuk sendirian, aku sudah mulai berani membawa si bueuk jalan-jalan ke jalan yang ramai.

Dan aku mulai berani membawa si bueuk ke sekolah, walaupun masih agak goyang-goyang sih, tanda gemetaran.

Hari pertama masuk sekolah kelas 8, aku membawa si bueuk ke sekolah tapi aku menyimpan nya dirumah temanku, yang dekat dengan sekolah. Aku belum berani menyimpan di parkiran sekolah, karena sayang, sering tergores dengan motor lain.

Pada saat pulang sekolah, tak jarang yang ikut 'nebeng', kadang sampai si bueuk ini 'tarik tilu'. Anjay, aku khawatir si bueuk kenapa-napa.

Pernah waktu itu, si bueuk memaksakan muatan sampai tarik opat, anjay, aku pasrah hari itu, aku tidak tahu apa yang harus aku katakan kepada si bueuk.

Seiring berjalan nya waktu, teman-temanku semakin akrab dengan si bueuk, kadang mereka meminjam motorku untuk membeli sesuatu ketika sesudah pulang sekolah.

Aku terpaksa harus berdiam dulu dirumah temanku, untuk menunggu si bueuk datang.

Kadang juga dipinjam oleh temanku untuk mengantarkan pulang pacar nya, anjay! Aku juga gapernah ngeboncengin pacarku sendiri pake si bueuk, lah aku gapunya pacar! :(

Kadang sedih juga sih ngeliat si bueuk jadi tumpangan teman-temanku. Aku khawatir dia jadi kenapa-napa. Bueuk yang sabar yah.

Yang paling parah lagi, aku pernah disuruh temanku untuk menjemput pacar nya, anjrit! Lu kira gua ojek? Goblog!

Demi seorang teman, aku lakukan itu walaupun tak ada ongkos sepeser pun untuk membeli bensin.

***
Kelas 9 tiba, aku sudah 2 tahun bersama si bueuk, semoga hubungan ini selalu baik aja ya bueuk :)

Di kelas 9, sudah ada hampir 40 orang bergantian mengendarai si bueuk ini.

Kalau orang tua atau saudara ya wajar lah, ini teman-teman ku sendiri. Mereka bergantian menumpaki si bueuk, seolah ini bom-bom car.

Anjrit! Bensin bisa ludes dengan sia-sia. 

40 orang teman dan belasan cewek sudah di tebengi oleh si bueuk. Bueuk, kau motor yang hebat, motor tukang ojek pun bisa kalah oleh mu!

Aku jadi semakin rajin membawanya ke tempat servis, untuk memastikan bahwa kondisi nya baik-baik saja.

Di kelas 9, tidak terlalu banyak kenangan yang terjadi antara aku dengan si bueuk.

***
Tiba lah kelas 10 semester 1 akhir, aku mempunyai firasat yang tidak baik tentang si bueuk. sudah 3 tahun 6 bulan aku bersama si bueuk.

Kondisi si bueuk juga sudah semakin lemah, semakin menurun dari performa nya, dan semakin tidak nyaman ketika di tumpaki.

Orangtua ku berniat untuk menjual si bueuk dan membelikan ku motor yang lebih fresh dari si bueuk.

Tapi aku sudah terlanjur sayang dengan si bueuk.

Aku tak bisa berbuat banyak, hingga tibalah waktu nya aku berpisah dengan si bueuk.

Tepat jam 7 malam, si bueuk menemui pemilik barunya yang berasal dari Rajamandala.

Dia bersedia untuk merawat si bueuk, ijab qobul terjadi. Orangtua ku setuju dengan harga segitu dan aku mau tak mau harus merelakan si bueuk.

Aku melihat si bueuk untuk yang terakhir kalinya, aku bersedih hampir meneteskan air mata, ada 2 temanku juga yang sedang main kerumah, mereka juga menyaksikan kepergian si bueuk.

Dia pergi, seolah ada pesan yang dia sampaikan ~terima kasih selama ini sudah merawatku dengan baik, walau akhirnya kita harus berpisah saat ini. Terima kasih untuk pengorbananmu hingga menghabiskan uang beratus-ratus ribu untuk merawatku, maaf aku tak bisa membalas semua kebaikanmu.

Dia menjauh, menjauh, dan menghilang dari penglihatan.

Malam ini aku tak bisa tidur dengan nyenyak, dan semoga si bueuk bahagia bersama pemilik baru nya.

***
Hampir 4 bulan aku tak memiliki kendaraan, kesana-kemari aku tempuh dengan berjalan, lama-lama kerasa capek juga.

Dan aku belum menemukan sosok motor yang cocok untuk pengganti si bueuk, semoga aku bisa mendapatkan yang lebih baik dari si bueuk :)

***
Saya penulis baper pamit, cusss *khie757