|KHIEBLOG (KHIE GOBLOG akan selalu Goblog sampai pada waktunya)
Malam itu, tepat nya malam minggu. Aku merasakan rasa pahit dalam hidupku, seumur-umur aku baru merasakan pahit nya bakar jagung yang begitu sangat pahit dilidah.
Hari ke 3 setelah Ujian Nasional sekolah dasar dilaksanakan, teman-temanku mengajak untuk berkumpul dan berdoa bersama, kemudian acara terakhir akan bakar-bakaran jagung dan ketan.
Annisa, memaksa ku untuk hadir dalam acara itu, padahal aku kan males banget harus dateng ke acara begituan. (Walaupun dalam hati, aku pengen banget dateng).
Apalagi acara ini bakal di adain di rumah nya Annisa, aku jadi makin gabisa nolak deh ajakan nya si Annisa.
Yang aku males adalah 2 kelas diundang semua (kelas A dan B), dan yang paling males adalah ada cowok yang si Annisa suka yaitu si Alif.
Dan aku suka sama si Annisa. Apa yang bakal terjadi nanti sama aku? Sama Annisa dan juga Alif?
Yang pasti, aku harus sabar ketika aku melihat mereka berdekatan nanti.
***
H - 1 sebelum acara dimulai, aku sudah mengkonfirmasi kepada Annisa bahwa aku akan datang di acara besok.
Aku bersama Ramdan berangkat menuju rumah Annisa hari ini, untuk melakukan pembayaran Rp. 5.000.
"Ngga akan, ngga akan, ehh ternyata yang daftar duluan, dasar luu!" Seru Annisa.
"Iya sih, tadinya ngga akan, cuma dipaksa sama si Ramdan nih." Aku coba mengelak.
"Lah? Bukannya kamu yang ngajak ya, Ki?" Ramdan tak mau disalahkan.
Mampus.
"Aku data dulu ya." Annisa masuk kerumahnya sebentar lalu mengambil sebuah buku, dan menulis namaku yang sudah membayar.
"Nanti besok, acaranya bakal dimulai jam 7an, tapi kamu kesini nya jam 5an aja biar bisa bantu-bantu kita dulu kek, ya."
"Okeee, ntar aku bantu-bantu disini."
Aku tidak terlalu akrab sih dengan kelas A, karena ya itu, aku kurang bergaul.
Makanya aku agak males juga kalau kumpul-kumpul di gabungin gini. Antara malu dan ga gaul.
***
Jam 4.30 sore, Ramdan sudah berada dirumahku. Dia inisiatif nyamper kerumah ku, dia menunggu ku sebentar lalu berangkat menuju rumah nya Annisa.
Ketika kami tiba disana, belum ada siapa-siapa dan aku pun memanggil Annisa.
Lalu, Annisa keluar dari rumahnya.
"Kita bantu-bantu ngapain aja nih?"
"Kamu bawain pembakaran keluar, sama arang nya ya, gapapa kan?"
"Siap! Laksanakan!"
10 menit kemudian, terdengar suara motor yang datang. Ya, kami sewaktu SD pun sudah keren, bawa motor kemana-mana. Tapi aku belum bisa menggunakan motor.
Aku melihat keluar pagar dan ternyata dia adalah, si Alif!
Anjir gawat, gue bisa di usir dari sini gara-gara datang terlalu awal. Pasti nih si Alif bakal fitnah gue macem-macem nih.
Dia membuka pagar lalu masuk.
"Ehh, kamu jam segini udah dateng. Hebat!" Tanya Alif kepadaku.
"Ehh, uuhhh, iya nih, hehehe." Aku keliatan bego.
Lalu Annisa keluar dan menghampiri Alif.
"Alif? Kamu kok udah dateng?"
"Iya lah, mau bantu-bantu kamu dulu, lah."
Mampus.
Kami bertiga, Aku, Alif dan Ramdan membantu Annisa mempersiapkan peralatan untuk acara malam nanti.
Hari itu adalah hari-hari tersulit ku untuk menjalani hari-hari biasanya.
Aku sudah terbebani dengan perasaan cinta yang menusuk hati ini dengan dalam, kadang aku hanya bisa diam dan merenung.
Cinta ini memang cinta segitiga, yang disetiap ujung nya sangat lancip dan akan sakit jika ditusuk kan ke mata si Alif.
Aku suka Annisa, tapi Annisa suka sama Alif, dan Alif, suka sama aku, ehh tunggu. Kok gini ya.
Engga, engga, Alif ngga suka sama Aku, Alif suka sama Annisa. Berarti hanya aku yang dirundung cinta segitiga.
Aku merana malam itu, menyesal sudah ikut acara ini.
Waktu menunjukkan pukul 6 sore, teman-teman ku sudah mulai berdatangan. Tapi waktu masih 1 jam lagi menuju acara puncak.
Kami bersama-sama bergegas menuju mesjid untuk sholat Maghrib berjamaah.
Kemudian kami kembali kerumah nya Annisa untuk menunggu, siapa lagi yang akan datang.
Ternyata ada Edo juga datang ke acara ini. Aku senang, sahabat terdekatku ikut datang ke acara ini. Aku tidak akan terlalu patah hati malam ini.
Karena sahabat akan selalu ada disaat suka maupun duka, dan dia adalah Edo.
Waktu menunjukkan pukul 7 malam, sekitar 48 orang sudah berkumpul di halaman rumah Annisa.
Kemudian, ayah dan ibu nya Annisa menyuruh kami masuk untuk berkumpul dan memulai berdoa bersama.
"Doa bersama akan dipimpin olehh.... Emmmm, Alif." Seru Ayah Annisa.
Mampus.
Sepertinya Annisa sudah janjian dengan ayah nya untuk menunjuk si Alif sebagai pemimpin doa malam ini. Ya, ya, aku akui dia memang pintar dalam segala hal termasuk memimpin doa.
Dia berdoa, Annisa berderai air mata, teman-temannya juga. Si Edo juga terharu, aku melihat si Edo jadi ikut terharu.
"Semoga, setelah kita lulus nanti, kita selalu bersama dan jangan saling melupakan. Aamiinn." Doa penutup Alif saat itu, membuat suasana menjadi semakin haru.
Setelah itu, kami makan-makan dulu. Ada ayam goreng, tahu, tempe dan lalapan yang lainnya.
Kemudian setelah beres makan-makan, kami menuju halaman rumah nya Annisa dan acara pun dimulai.
Semuanya kebagian jatah 1 jagung dan 1 ketan. Yang membakar jagung itu adalah Annisa dan Alif.
Aku melihat kearah pembakaran, ada 3 jagung yang sedang dibakar oleh Annisa dan Alif. Aku melihat mereka sedang bercanda.
Mampus, aku udah ngga kuat lagi ngeliat dia, antara banyak asap yang mengepul gara-gara pembakaran jagung bakar, sama si dia berdua-duaan disana.
Kemudian Edo datang dari belakang dan menepuk pundak ku.
"Kenapa? Sakit, kan, kamu?" Dia seumuran dengan ku, tapi lagak nya udah so' dewasa.
"Yaiyalah, bego!"
"Udahlah, hari ini kita kan mau seneng-seneng, bukan mau sedih-sedihan gini." Edo menasihatiku.
Kemudian terdengar suara musik DJ-dj gitu dari arah dalam rumah menuju luar.
Ternyata kakak nya Annisa membawa laptop nya keluar dan speaker yang lumayan besar untuk disimpan dihalaman.
"Sok lah, pilih lagu yang kalian mau tapi jangan rebutan. Ini speaker nya di full-in aja suaranya biar kedengeran." Ujar Kakaknya Annisa kepada kami.
Lalu Ramdan memilihkan lagu DJ yang sedang hit saat itu, kami pun langsung berjoget ria sambil menunggu jagung dibakar oleh Annisa dan Alif.
***
Hari itu, aku menghabiskan jagung dengan rasa yang kurang enak. Rasa jagung itu tidak seperti yang biasa aku makan.
Pahit sekali dan tak enak dihati, mungkin jagung ini sudah terkontaminasi dengan perasaan patah hati dalam diriku.
Dengan berat hati, aku harus merelakan Annisa pergi bersama Alif hingga waktu yang tak ditentukan.
Memang cinta tak harus memiliki~
***
Saya penulis baper pamit, cussss *khie757
Sign up here with your email
Conversion Conversion Emoticon Emoticon