Hampura euy, kehabisan stok gambar. Can ngideur deui atuh da :( #MashaAndTheBear
| KHIEBLOG (KHIE GOBLOG akan selalu Goblog sampai pada waktunya)
SD Kelas 6 adalah masa-masa yang paling indah sekaligus sedih, karena sebentar lagi kita akan melaksanakan ujian nasional dan berpisah.
Sebelum ujian nasional dilaksanakan, kami harus menyelesaikan satu persatu tugas yang diberikan oleh guru. Agar nanti ketika UN berlangsung, tidak akan ada beban pelajaran lagi.
Salah satu tugas yang belum kami selesaikan adalah tugas kelompok IPA, tentang bagaimana membuat lampu menyala menggunakan batu baterai.
Aku, Annisa, Wawan, Putri dan Ramdan adalah kelompok 4 yang telah ditentukan oleh bu guru.
Hari ini rencananya sepulang sekolah akan mengerjakan tugas kelompok ini dirumah nya Annisa.
Kamu tau kan? Kalau aku suka sama Annisa? Tapi aku belum berani bilang pada nya, aku takut dan aku masih ingin seperti ini walaupun Annisa sebenarnya sudah tau kalau aku suka padanya.
Setelah pulang sekolah, Annisa dan Putri langsung pulang menuju rumah Annisa dan menunggu kami menyusul kesana.
Sedangkan kami, bergegas menuju toko listrik dulu untuk membeli lampu yang kecil, beberapa batu baterai dan sterofoam.
Kami menghabiskan uang sekitar 20ribu untuk membeli semuanya, sedangkan uang udunan ini menyisakan 5rb. Kita bingung.
"Gimana kalo kita beliin aja es kelapa muda?" Wawan membuat rencana.
"Boleh, boleh, kebetulan aku lagi haus." Ramdan langsung nyamber gitu aja.
Aku takut sih kalo si Annisa sama Putri bakal nanyain, "Ada kembalian nya ngga?"
Tapi ngga apa-apalah, emang cuacanya juga lagi panas banget. Akhirnya kami bertiga bergegas menuju gerobak penjual es kelapa muda.
Dulu, 5rb bisa dapet 3 plasti es kelapa muda, banyak banget kelapanya, airnya juga. Pokoknya kita kenyang dah.
15 menit kami berjalan, akhirnya kami sampai dirumahnya Annisa. Mereka sudah menyiapkan peralatan seperti gunting, solatip, lem, dll. di halaman rumahnya.
Annisa: "Mana, sini barang-barang nya."
Wawan: "Nih, totalnya 20rb."
Lalu Ramdan memukul pundak Wawan, "25rb bego! Awas kita ketauan."
Annisa: "Apa kamu bisik-bisik?" Melihat ke arah Wawan.
Aku langsung nyamber, untuk menyelamatkan hidup mereka berdua. "Engga, itu totalnya 25rb, si Wawan salah bilang."
Setelah aku berbicara seperti itu, si Wawan baru ngeh kalo harusnya dia bilang 25rb bukan 20rb, dasar bego.
Annisa: "Yaudah, langsung kita kerjain aja yuk."
Putri: "Iya, lebih cepat lebih baik."
Aku: "Tunggu dulu lah, kita baru juga nyampe, capee tau."
Wawan: "Iyaa, mana panas lagi, aus banget rasanya."
Annisa: "Ohh, jadi kalian pengen minum, gitu? Bilang aja, gausah pake kode-kode gitu."
Dari jaman kita SD (kurang lebih 6-7 tahun yang lalu). Kode-kodean seperti ini memang sudah populer, hingga saat ini pun masih terus menggunakan kode-kodean seperti ini.
Karena kalau meminta langsung, rasanya ngga enak dan kita juga ingin dimengerti. Makanya, kode-kodean ini sangat berfungsi. Untungnya populer nih.
Kemudian Annisa mengambilkan kami minuman dingin, dan kami langsung meminum nya. Padahal tadi dijalan sudah ngemil sambil minum es kelapa muda.
***
Kami berdiam sejenak, sekitar 15 menit. (Itu bukan sejenak keless). Kemudian tanpa disuruh, aku, Wawan dan Ramdan langsung bergegas mengerjakan ini.
Wawan: "Ini awalnya gimana, nih?"
Ramdan dengan lagak so' tahu nya, bilang "Lampu ini, taro disini (diatas batre) terus batre nya taro disebelah (dibawah lampu)"
Bego.
Dia menempatkan batre dan lampu nya berdekatan (nempel banget), itu mah ngga ada kreasi-kreasi nya.
Kemudian Annisa membantu, dia pintar loh.
"Kita buat rumah-rumahan dulu dari kardus, seolah-olah kayak perumahan gitu. Nah di depan rumahnya, kan suka ada lampu jalan tuh, nah lampu nya taro disitu. Nanti sambungin pake kabel, batre nya simpen di bawah streofoam."
Ide bagus, kami bertiga terdiam sambil mangap. Tepuk tangan sedikit.
Aku: "Betul, tuh, betul." Ahh, aku makin suka padanya.
Kami bertiga langsung bekerja melaksanakan nya.
Aku yang tidak terlalu mengerti, kini jadi mengerti dan harus bagaimana aku mengerjakannya.
Secara tidak langsung, aku melihat posisi Wawan dan Annisa berdekatan. Ngarendeng gitu, si Wawan mencoba untuk memanas-manasin hati aku.
Wawan: "Rik, liat ini." Sambil nunjuk sedikit kearah samping, yang disampingnya itu adalah Annisa.
Aku: "Anjirr, songong, lu!"
Tiba-tiba Annisa. "Ehh, kerjain napa, jangan ribut terus!"
Aku: "Iya, iya, Annisa."
Aku perlahan-lahan pindah ke sebelahnya Wawan, kemudian menyeret dia pergi dari tempat itu agar aku bisa duduk disebelahnya Annisa.
Aku berhasil menyeret si Wawan pergi, tapi Annisa juga pergi ke lokasi yang lain.
Ahh, sudahlah. Yang penting aku ngerjain ini, aku pengen cepet-cepet beres, rasanya lama-lama capek juga ngerjain tugas ini.
***
Sekitar pukul setengah lima sore, tugas ini telah selesai kami buat. Alhamdulilah, berkat kerja keras kelompok tugas ini bisa selesai dengan 'lumayan' cepat.
Annisa: "Alhamdulilah, beres juga."
Aku: "Iya, Alhamdulilah."
Wawan: "Ini, simpen dikamu aja ya!" Sambil nunjuk kearah Annisa, "besok kamu bawa ke sekolah terus kita kumpulin, semoga dapet nilai bagus."
Ramdan: "Aamiinn, oiya, jangan lupa dikasih nama kelompoknya, awas lupa. Tulis dibawah nya aja pake kertas."
Tumben-tumbennya si Ramdan cerdas untuk kali ini.
Putri sudah dijemput oleh ayahnya, dia bergegas pulang lebih awal dari kami.
Kemudian kami satu persatu pulang juga, karena hari udah mulai sore.
Aku pulang, Ramdan pulang dan Wawan pulang. Kami berpisah disebuah pertigaan, kami berpisah hingga perjalanan pun terasa semakin jauh dari mereka.
Aku senang bisa satu kelompok bersama mereka, terutama bersama Annisa. Semoga, kamu bisa mengingat kenangan kita ini, walaupun hanya sebatas tugas kelompok.
***
Saya penulis baper pamit, cusss *khie757
BACAAN REKOMENDASI:
Sign up here with your email
Conversion Conversion Emoticon Emoticon