Rencana rek leumpang ka Yogyakarta untuk membuktikan bahwa diriku tidak lemah seperti yang kalian katakan!
Nelek-nelek deui ka masa lalu, anjir, emang bener urang teh lemah euyy. Teuing faktor keturunan atau faktor lingkungan yang membuat diriku lemah.
Kadupak ku ucing ge, sirah langsung sempoyongan dan ngagubrag begitu saja. Ada apa dengan diriku?
Ti jaman SD aku sudah terlihat lemah, terutama ketika dihadapan si dia. Anjirr, suku jol ngadaregdeg, kesang tiis pun mulai nyurucud dari punduk, tangan gemetar tak tertahankan. Dan, rencana untuk menyapa si dia pun gagal.
Tapi, bukan masalah lemah itu yang aku akan bicarakan sekarang. Maksud nya itu teh lain kanjut, goblog! Maksud aing lemah mental! Goblog kamu mkirinya kamana wae! :(
Plisss, jangan di anggap serius euy, da lain ujian atuh!
Aku dari dulu emang sering menjadi 'penghubung' antar teman. Jadi pihak yang 'katitipan salam' dari teman-temanku.
Teman-temanku sering menghubungi ku, bukan untuk menanyakan kabar, tapi hanya untuk menyuruhku menyampaikan pesan kepada seseorang.
"Pang bejakeun, engke isukan nyampeur weh jam 10 kaimah urang. Hampura nya."
Contoh babaturan urang yang menyuruhku untuk menghubungi babaturan na, lewat urang. Naha teu maneh na langsung? Karena, ada beberapa alasan.
1. Teu boga kontakna
Emang rada mustahil anying. Manya weh babaturan sorangan teu boga kontak na? Helloowww, jaman kiwari gapunya kontak baturan, mati aja anying!
2. Teu boga pulsa
Helloowww, terus lamun maneh nyuruh aku menghubungi baturan maneh, emang urang teh sultan kitu? Yang mempunyai banyak modal untuk membantu kalian? Anying, aing mah dahar juga cuma sama bumbu indomie, terlihat lah bahwa aing teh orang yang tidak mampu!
3. Kontak na teu aktif
Lah? Lamun ku maneh dihubungi teu aktif, berarti lamun dihubungi kuurang ge pasti bakal teu aktif kan? Otak sia pake gablag!
Itulah beberapa pengalaman yang aku alami selama memiliki teman. Tidak semua teman seperti itu, tapi semua teman seperti itu. Ehh kela, kumaha cenah?
Yang paling sering aku alami adalah nomor 2, teu boga pulsa. Jaman SD dulu, meuli pulsa teh asa lebar euy. 6500 terbilang mahal bagi anak SD, bekeul sakola ge ngan 2rebu perak. Harus ngumpulin berapa hari untuk mendapatkan uang 6500?
Keur mah harga pulsa tidak terbeli, tarif sms pun tidak murah. Rata-rata Rp. 150-200 / sms. Lamun geus 10x ngasms bakal dapet gratis.
Internet juga masih sulit-sulitnya, harga kuota pun melambung tinggi.
Sosial media yang lagi trending saat itu adalah Facebook. Makanya, temen-temen SD adalah temen paling alay yang pernah aku kenal, karena mereka semua pernah memasang foto profil nya yang paling alay parah.
Kembali ke cerita, dulu aku sering online di facebook. Karena kalau online kan suka keliatan di obrolannya warna hijau. Kemudian temanku nge-chat aku di FB.
Biasa lah, basa-basi duluu.
2 abad basa-basi kemudian menuju inti cerita. Manehna nitah ngahubungi si B karena si A ini ngga punya pulsa.
Cik mikir, emang urang oge boga pulsa kitu?
Aya sih pulsa mah, ngan kumaha weh carana menghemat pulsa mah. Menutup pintu pertolongan bagi orang lain, itulah prinsip ku dulu.
Tapi, apalah daya. Aku lemah dan tak bisa berkata 'tidak' kepada temanku.
Golosor weh pulsa aing ngurangan 200 perak hanya untuk membantu si A. Ai geus di tulungan mah lansung offline tah facebook na, kemudian pergi ke kutub utara neangan ujung dunya. Gablag!
Tidak tahu di untung euy, tapi ngga apa-apa lah, karena mereka temanku. Mungkin, kalau nanti aku kesulitan, aku juga bisa dengan mudah meminta bantuan pada mereka.
Tapi takdir berkata lain.
Ketika aku membutuhkan bantuan 'pang smskeun', baturan yang asalnya online jol offline kabeh, kemudian di miscall oge tidak dapat dihubungi.
Aku emang lemah, selalu berkata iya ketika diperintahkan, dan tak bisa menolak ketika seseorang memerintahkan ku.
Mungkin, inilah suratan hidup ku. Apakah aku harus selalu seperti ini? Mengutamakan apa yang orang lain butuh daripada apa yang aku butuh?
Ahh, aku tak bisa menjawab nya, aku hanya menjalankan apa yang orang lain lakukan. Menolong lebih baik daripada ditolong, memberi lebih baik daripada menerima.
Memberi tidak akan membuat mu miskin, malah, memberi akan membuat mu lebih baik.
***
Saya penulis baper pamit, cusss *khie757
Yang Inih udah dibaca belom gays?
Sign up here with your email
Conversion Conversion Emoticon Emoticon